Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menjaga Wayang sebagai Ikon Kepribadian Bangsa

Menjaga Wayang sebagai Ikon Kepribadian Bangsa Kredit Foto: Agus Aryanto

Harapan di Dukuh Butuh

Selain mengikrarkan diri sebagai Kota Dalang, Klaten ternyata juga memiliki potensi dalam membuat kerajinan wayang kulit, yang berlokasi di Dukuh Butuh, Desa Sidowarno. Desa yang lebih dekat, berjarak 10 kilometer ke Kota Solo itu secara administratif masuk Kabupaten Klaten. 

Di dukuh yang berada tak jauh dari tepi Sungai Bengawan Solo itu terdapat 100-an perajin wayang kulit. Mbah Kasimo, berusia sekitar 80 tahun, disebut-sebut sebagai pelopor pembuatan kerajinan wayang kulit di dukuh itu. Untuk melestarikan kerajinan wayang kulit yang ada, masyarakat di sana sedang berjuang untuk melakukan regenerasi.

Ditemui Warta Ekonomi, pada akhir Oktober 2019 lalu, Mamik, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Bima, mengatakan, dalam kelompok usaha pembuat wayang kulit itu saat ini terdapat 40-an perajin, di mana mayoritas berusia di atas 40 tahun. Anggota termuda berusia 29 tahun, bernama Pendi Istakanudian, putra dari Saiman yang menjabat sebagai Bendahara KUBE Bima. 

Saiman sendiri mengaku tidak mudah untuk mengajak anak-anak mereka agar mau mengikuti jejak orangtua sebagai perajin wayang kulit. Sebab dibutuhkan waktu minimal dua tahun untuk bisa memahami pakem-pakem yang ada dan menguasai berbagai keahlian membuat wayang kulit. Itu yang membuat anak-anak muda malas menjadi perajin wayang kulit. 

KUBE sendiri merupakan kelompok usaha bagian dari Kampung Berseri Astra (KBA), salah satu program unggulan PT Astra International Tbk (ASII), yang hadir di Dukuh Butuh pertengahan 2018 lalu.

Salah satu program KBA itu adalah membuka pelatihan (workshop) pembuatan wayang kulit di Sekolah Dasar (SD) di sekitar Dukuh Butuh. Diharapkan program itu dapat terus berjalan lancar, hingga diperluas mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga level Sekolah Menengah Atas (SMA). 

"Kalau anak-anak kecil ini secara mandiri di rumah untuk belajar (membuat wayang) biasanya sangat sulit karena lebih suka maen hape dan semacamnya. Dengan diajarkan langsung di sekolah, harapannya bisa lebih terstruktur proses belajarnya," harap Mamik.

Tak hanya membuka workshop, dukungan Astra dalam mengembangkan potensi perajin wayang kulit di Dukuh Butuh juga dilakukan dengan menyediakan alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan wayang, seperti tatah, alat pewarna, dan lain sebagainya.

Selain itu, para perajin juga dikenalkan dengan dasar-dasar administrasi usaha untuk membenahi catatan keuangan usahanya, perluasan jaringan promosi hingga pengembangan inovasi produk-produk yang dihasilkan.

Sunardi Baron, perajin wayang kulit lainnya, mengatakan, dalam waktu dekat, anggota KUBE Bima akan diberangkatkan studi banding dengan para perajin kulit di Kota Gede, Yogyakarta. Di sana, para perajin wayang ini akan diajak belajar tentang opsi produk lain yang bisa dihasilkan dari bahan dasar kulit.

Dengan hasil studi banding itu, harapannya, para perajin tidak hanya bisa membuat wayang kulit, tapi juga bisa membuat jaket kulit dengan gambar tokoh wayang atau aksen-aksen tertentu yang ada di wayang.

"Bisa saja nanti jaketnya jadi eksklusif, enggak pasaran dan bernilai jual tinggi. Misalnya saja seperti itu," ungkap Baron, yang dipercaya sebagai koordinator dalam kunjungan itu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: