Nilai tukar rupiah terapresiasi 0,06% ke ke level Rp13.875 per dolar AS pada pembukaan pasar spot Jumat (3/01/2020) pagi tadi. Bak hanya sebuah jebakan, tak berselang lama kemudian, dolar AS langsung membalikkan posisi dan membuat rupiah menerima tekanan yang lebih besar dari sebelumnya.
Hingga pukul 10.05 WIB, rupiah berbalik terdepresiasi sebesar -0,15% ke level Rp13.910 per dolar AS. Angka tersebut sekaligus menjadi jurang terdalam bagi rupiah. Tekanan dari dolar AS pun seakan tak cukup. Pasalnya, rupiah juga masih harus menerima depresiasi dari euro (-0,19%) dan poundsterling (-0,13%). Adapun di hadapan dolar Australia, rupiah unggul tipis sebesar 0,07%.
Baca Juga: Dolar AS Berbahaya, Rupiah Kena Getahnya!
Baca Juga: Banjir Kepung Jabodetabek, Rupiah Tenggelam!
Pergerakan rupiah di tingkat global dan Asia tak jauh berbeda. Di antara mata uang utama Benua Kuning, rupiah bergerak dengan kecenderungan melemah, terutama terhadap yen (-0,62%), dolar Hong Kong (-0,28%), dolar Taiwan (-0,24%), yuan (-0,20%), dan dolar Singapura (-0,08%).
Beruntung, rupiah tak sampai menjadi mata uang terlemah di Asia. Dengan tekanan dari segala penjuru, rupiah kini resmi menyandang status sebagai mata uang terlemah keempat di Benua Kuning setelah won (0,33%), ringgit (0,21%), dan baht (0,02%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: