PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II per 1 Januari 2020 lalu resmi mengelola tiga bandara, yaitu Radin Inten II di Lampung, Fatmawati Soekarno di Bengkulu, dan HAS Hanandjoeddin di Belitung. Dengan bergabungnya tiga bandara ini, maka AP II mengelola total 19 bandara di Indonesia.
Presiden Direktur PT AP II, Muhammad Awaluddin mengatakan, secara administrasi pengalihan operasional tiga bandara dari Kementerian Perhubungan ke perseroan sudah dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Dan, besok (1 Januari 2020) secara resmi tiga bandara tersebut akan bergabung menjadi keluarga baru PT Angkasa Pura II," ujarnya di Jakarta, Senin (1/1/2020).
Baca Juga: Dalam Waktu 11 Hari, Jumlah Penumpang Angkutan Nataru di Bandara AP II Capai 3,2 Juta
Ia menambahkan, beralihnya operasional tiga bandara tersebut melalui skema Kerja Sama Pemanfaataan Barang Milik Negara (KSP BMN), di mana AP II akan bertanggung jawab terhadap operasional dan pengembangan bandara-bandara itu. Skema ini merupakan wujud dari keterlibatan BUMN dalam mengembangkan infrastruktur pemerintah sehingga tidak memberatkan APBN.
"Kami juga sudah menetapkan rencana pengembangan di masing-masing bandara itu," tambahnya. Di Bandara Radin Inten II, Lampung, misalnya AP II akan menyiapkan pengembangan dengan konsep Aerocity.
"Bandara Radin Inten II ke depannya menjadi kawasan pusat aktivitas bisnis yang baru di Lampung, dilengkapi dengan area komersial, properti, pergudangan kargo, hingga bengkel pesawat yang kita kenal dengan MRO," jelas Muhammad Awaluddin.
Tidak hanya itu, nantinya Radin Inten II juga terkoneksi dengan moda transportasi kereta sebagai alternatif moda transportasi dari dan ke pusat kota Bandar Lampung. Adapun saat ini juga sudah dibuka Jalan Tol Trans Sumatera di dekat bandara.
Sementara di Bandara HAS Hanandjoeddin akan dibangun terminal baru guna mengakomodasi pertumbuhan penumpang pesawat di Belitung. Terminal baru tersebut berkapasitas maksimal enam juta penumpang hingga 30 tahun mendatang. Saat ini terminal hanya berkapasitas 300.000 penumpang, sementara pergerakan sudah mencapai sekitar 1 juta penumpang setiap tahunnya.
Baca Juga: Bandara Internasional Baghdad Diterjang 3 Roket, Jenderal Pasukan Elite Iran Dikabarkan Tewas
"Total dana pengembangan yang kami siapkan di HAS Hanandjoeddin mencapai Rp559,9 miliar, setengahnya untuk pembangunan dan pengembangan terminal penumpang pesawat dan sisanya untuk fasilitas antara lain penebalan runway," ungkapnya.
Adapun di Bandara Fatmawati Soekarno akan dikembangkan fasilitas sisi udara (air side) berdasarkan kebutuhan, di mana berdasarkan analisa awal yang dibutuhkan bandara tersebut, yakni perpanjangan runway saat ini berdimensi 2.250 x 45 meter menjadi 2.800 x 45 meter. Seiring dengan hal tersebut, apron juga diperluas hingga nantinya maksimal berukuran 475 m x 115 m.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti