Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Natuna Memanas! Pak Prabowo Jangan Lembek, Dong!

Natuna Memanas! Pak Prabowo Jangan Lembek, Dong! Menhan Prabowo Subianto (kiri) bersama Kepala Bakamla Laksdya Bakamla A Taufiq R (tengah) dan Menlu Retno Marsudi menyapa wartawan seusai konferensi pers terkait kasus Natuna di Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (3/1/2020). Pemerintah Indonesia menyatakan tidak akan pernah mengakui klaim sepihak China atas teritorial di bagian laut Natuna yang disebut Nine Dash Line?seusai peristiwa masuknya kapal nelayan dan Coast Guard China pada akhir Desember 2019. ANTARA FOTO//aww. | Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Cara Pemerintah China yang mengklaim Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di perairan Natuna memantik air keruh dengan RI. Pemerintahan Jokowi pun diminta kompak bersuara tegas memprotes klaim China sebagai bentuk kedaulatan negara.

Juru Bicara DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kholid, mengatakan bahwa semua pejabat Pemerintah RI setidaknya bisa seperti sikap Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

"Jika sudah menyangkut kedaulatan negara, Pemerintah harus bersikap keras dan tegas. Tidak boleh lembek. Meskipun kepada negara sahabat seperti China," kata Kholid, Sabtu, 4 Januari 2020.

Baca Juga: Ogah Perang Soal Natuna, Arief Poyuono: Prabowo Paham Banget Kekuatan Militer Kita!

Dia menilai positif respons cepat Menlu Retno yang mengirimkan nota protes ke China. Namun, Kholid heran dengan sikap lunak Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Menurutnya, dengan latar belakang militer, Prabowo seperti mengesankan enteng persoalan kedaulatan negara. 

"Kalau lembek, santai, maka bangsa ini akan semakin direndahkan oleh bangsa lain karena tidak punya keberanian dalam bersikap," tutur Kholid.

Baca Juga: Soal Natuna, Prabowo yang Dulu Bukanlah yang Sekarang: Pak, Kami Sangat Rindu. . . .

Kemudian, ia merujuk sikap politik luar negeri Indonesia mesti jelas. Hal ini mengacu hukum Internasional dalam The United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 serta keputusan pengadilan arbitrase PBB. 

"Presiden Jokowi harus bersikap jelas dan tegas. China sebagai bagian komunitas internasional, harus menghormati norma dan hukum internasional yang sudah menjadi kesepakatan bersama bangsa-bangsa di dunia," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan upaya diplomasi jadi tahapan dengan China atas polemik Natuna. Bagi Prabowo, China adalah sahabat sehingga mesti diselesaikan dengan baik.

"Kita selesaikan dengan baik ya, bagaimanapun China negara sahabat. Kita cool (tenang) saja. Kita santai kok, ya," kata Prabowo, Jumat, 3 Januari 2020.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: