Juru Bicara Presiden Fadjroel Rahman menegaskan pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto soal China pada dasarnya tidak berbeda dengan sikap yang telah disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terkait pelanggaran kedaulatan oleh kapal-kapal China di perairan Natuna.
Menyikapi China yang melanggar batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Natuna, Menhan Prabowo kemarin menyebut harus dicarikan solusi yang baik. "Kita selesaikan dengan baik ya. Bagaimanapun China negara sahabat," kata Prabowo di kantornya.
Pernyataan itu sempat menimbulkan persepsi bahwa Prabowo dianggap 'lemah' terhadap manuver dari Negeri Tirai Bambu itu. Sebaliknya, berbanding terbalik dengan sikap pemerintah yang telah dibacakan Menlu Retno Marsudi usai rapat di Kemenkopolhukam kemarin.
Baca Juga: Natuna Memanas! Pak Prabowo Jangan Lembek, Dong!
Namun, Fadjroel menegaskan bahwa tidak ada perbedaan sikap, baik Prabowo sebagai Menhan maupun pemerintah yang diwakilkan melalui pernyataan Menlu Retno.
"Tidak ada perbedaan secara prinsip. Bersikap tegas untuk mempertahankan kedaulatan negara dan memprioritaskan usaha diplomatik damai untuk menyelesaikan konflik," kata Fadjroel, dalam pesannya, Sabtu (4/1/2020).
Mantan aktivis 1998 itu mengatakan, memang sesuai dengan arahan Presiden Jokowi bahwa Indonesia bersikap tegas atas pelanggaran wilayah itu. Tidak ada kompromi bagi Presiden, lanjut Fadjroel, dalam mempertahankan NKRI.
"Pemerintah Indonesia bersikap tegas sekaligus memprioritaskan usaha diplomatik damai dalam menangani konflik di perairan Natuna," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti