Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Mark Esper menegaskan Washington tak berencana menarik pasukannya keluar dari Irak. Pernyataan itu untuk menyangkal laporan media bahwa surat militer AS menginformasikan para pejabat Irak tentang reposisi tentara dalam persiapan meninggalkan negara itu. Perkembangan ini muncul setelah serangan drone di Baghdad pada Jumat (3/1) yang diperintahkan Presiden AS Donald Trump dan menewaskan komandan militer Iran Qassem Soleimani.
Surat itu muncul sehari setelah desakan Iran agar pasukan AS mundur dari wilayah Irak dan parlemen Irak mengesahkan resolusi mendesak semua pasukan asing meninggalkan negara tersebut. Surat itu menyatakan pasukan koalisi pimpinan AS akan menggunakan sejumlah helikopter untuk evakuasi. Beberapa helikopter terdengar terbang di atas Baghdad pada Senin (6/1) malam tapi belum jelas apa itu terkait perkembangan itu.
"Di sana tak ada keputusan apapun untuk meninggalkan Irak," kata Esper di Pentagon saat ditanya tentang isi surat itu. Dia menambahkan, tak ada rencana yang dikeluarkan untuk persiapan meninggalkan Irak.
Baca Juga: Dalam Sepucuk Surat, Militer AS: Kami Akan Mundur dari Irak
Dia menjelaskan, "Saya tidak tahu apa surat itu. Kami mencoba mencari tahu di mana itu berasal, apa itu. Tapi di sana tak ada keputusan yang dibuat untuk meninggalkan Irak. Saat ini."
Surat itu mengakibatkan kebingungan tentang masa depan pasukan AS di Irak. AS menempatkan sekitar 5.000 tentaranya di Irak.
Pejabat militer AS menyatakan surat yang tak memiliki banyak kata itu hanya menegaskan meningkatnya pergerakan pasukan AS. "Kata-kata yang buruk, menyiratkan penarikan. Bukan itu yang sedang terjadi," ungkap Jenderal Angkatan Darat AS Mark Milley, chairman Kepala Staf Gabungan yang menegaskan tak ada penarikan pasukan AS yang sedang direncanakan.
Pembunuhan Soleimani oleh militer AS memicu potensi perang antara Iran dan AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: