Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan secara tegas bahwa mafia migas yang sering disebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih ada.
"Mafia iya, orang dalam dan ngajak orang luar. Tujuannya impor dan komisi, hulu sampai hilir biayanya tinggi," katanya, Senin (6/1/2020).
Baca Juga: Ini Nama Buah Hati Ahok-Puput, Diambil dari Bahasa Ibrani & Sansekerta. Artinya Sangat Mendalam!
Baca Juga: BBM Turun Gara-Gara Ahok? Pengamat: Gak Ada Hubungannya Tau!
Menurut dia, yang membuat impor minyak tidak efisien karena kontrak impor minyak bukannya langsung dari produsen. Bahkan, ditambah, kontraknya juga jangka pendek, hanya 3 sampai 6 bulan.
Kemudian, ia mengatakan soal kondisi jetty atau dermaga yang menurutnya sengaja dibiarkan rusak. "Jetty dibiarkan rusak agar sewa kapal jadi lama, kena denda. Ke depan harus tekan lagi harganya," ujarnya.
Selain itu, ia juga mengapresiasi kerja tim di Pertamina terkait penurunan harga BBM non subsidi.
Ia mengakui bahwa perubahan harga tersebut termasuk telat. "SPBU asing seperti Shell dan kawan-kawan sudah mulai turunkan harga per 1 Januari 2019." ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil