Inggris Bilang Perang Antara Iran dan AS Hanya Untungkan Teroris
Pemerintah Inggris ingin berusaha mengurangi ketegangan dengan Iran. Menurutnya, peperangan di Timur Tengah hanya menguntungkan kelompok milisi, khususnya ISIS.
"Apa yang kami ingin lakukan adalah mengurangi ketegangan dengan Iran dan memastikan sehubungan dengan Irak kami tidak kehilangan kemenangan yang kita peroleh dari ISIS," ujar Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab di kantor pusat Uni Eropa di Brussels, Belgia, Selasa (7/1/2020).
"Kami khawatir jika kami melihat perang yang meletus sepenuhnya akan sangat merusak, dan para teroris, khususnya ISIS, akan menjadi satu-satunya pemenang," kata Raab.
Baca Juga: Jika Semakin Memburuk, Menlu Retno Rencanakan Evakuasi WNI di Timur Tengah
Dia mengatakan sedang berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. "Itulah sebabnya saya pergi ke Brussels hari ini guna memastikan kami mengirim pesan yang sangat jelas dan konsisten tentang perlunya deeskalasi serta menemukan jalur diplomatik," ucapnya.
Kekhawatiran pecahnya perang antara Iran dan AS terjadi setelah Washington membunuh Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada Jumat pekan lalu.
Dia tewas akibat serangan drone atau pesawat nirawak AS yang membidik konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki kedekatan dengan Iran.
Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan.
Baca Juga: Inggris Bilang Serangan Terhadap Soleimani Bentuk Bela Diri
Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi mengatakan pembunuhan Soleimani merupakan tindakan perang. Menurutnya, Iran layak melakukan aksi balasan.
"Pasti akan ada balas dendam, balas dendam yang keras. Respons terhadap aksi militer adalah aksi militer. Oleh siapa, kapan, di mana? Itu untuk masa depan untuk disaksikan," ujar Ravanchi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: