Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu menegaskan bahwa kasus gagal bayar polis nasabah PT Asuransi Jiwasraya lantaran adanya praktik perampokan.
"Apakah ada perampokan? Hipotesa saya ada, karena produk yang sama yang dipasarkan lembaga lain itu tidak mengalami krisis seperti Jiwasraya. Brati ini bukan risiko bisnis," cetusnya dalam acara, ILC, TVOne, Selasa (7/1/2020) malam.
Lanjutnya, ia pun menjelaskan yang dimaksud risiko bisnis, yakni ketika semua produk atau perusahaan yang menjalankan bisnis yang sama maka akan mengalami hal yang sama pula. Sambungnya, hal itulah yang bisa dikatakan sebagai risiko bisnis namun tak terjadi di kasus Jiwasraya.
Baca Juga: Pak Jokowi, Kalau Mau Selesaikan Jiwasraya, Bapak Harus Pecat...
Baca Juga: Apa? Jiwasraya Beneran Dirampok?!
"Jadi itu logika seorang pebisnis. Jadi kalau ada yang membantah tidak ada perampokan, itu agak susah menjelaskannya," cetusnya lagi.
Kemudian, alasan kedua yang mendasari keyakinan adanya perampokan dalam kasus Jiwasraya, yakni masalah Jiwasraya yang terhitung mendadak.
"Ujug-ujug Jiwasraya sehat, (kemudian) tahu-tahu langsung sakit dan wafat. Ini bukan penurunan degradasi yang wajar," tegasnya.
Bahkan, hal ini diperkuat dengan tidak adanya krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2014-2018 yang menjadi tahun keterpurukan Jiwasraya. Namun, di tahun tersebut, bisnis asuransi selain Jiwasraya berjalan aman dan lancar.
Sambungnya, poin ketiga ialah, pola investasi yang dilakukan Jiwasraya. Menurutnya, publik sudah banyak mendeteksi cara investasi Jiwasraya salah.
"Tiga hal inilah yang meyakinkan saya adanya perampokan di Jiwasraya," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil