Tolong! Segera Tangani Bencana Ekologi Kebakaran, Jika Tidak Koala dan Walabi Bakal Punah
Pemerintah Australia berkomitmen mengucurkan dana USD34,58 juta (Rp473 miliar) untuk program pemulihan satwa liar darurat. Pemerintah menyebut krisis kebakaran itu sebagai "bencana ekologi" yang mengancam beberapa spesies termasuk koala dan walabi batu.
Kebakaran besar telah menghanguskan lebih dari 11,2 juta hektare lahan, hampir setengah wilayah Inggris, menghancurkan atua merusak habitat beberapa binatang endemik Australia.
Beberapa pihak menyebut sebanyak satu miliar binatang, termasuk ternak dan hewan peliharaan yang mati akibat kebakaran atau mati setelah kebakaran karena kekurangan makanan dan tempat berlindung.
Baca Juga: Ilmuwan Australia Temukan Bintang Tertua di Galaksi Bima Sakti, Berapa Usianya?
"Ini telah menjadi bencana ekologi, bencana yang masih berlangsung," papar Menteri Keuangan Australia Frydenberg saat dia mengunjungi Rumah Sakit Koala Port Macquarie, tempat 45 koala dirawat akibat kebakaran.
Dia menambahkan, "Kami tahu bahwa flora dan fauna endemik kita telah sangat rusak."
Sejumlah gambar kanguru, koala, dan tupai yang terbakar, serta orang-orang yang membahayakan nyawanya untuk menyelamatkan binatang-binatang endemik itu menjadi viral di dunia.
Para perajut di penjuru dunia juga merespon seruan membuat ribuan kantong dan selimut pelindung untuk hewan-hewan liar yang terluka.
Baca Juga: Saat Kebakaran Meluas, Popularitas PM Australia Menurun
Divisi Australia untuk Worldwide Fund for Nature (WWF) telah menjelaskan pada pemerintah bahwa 13 binatang habitatnya telah hancur atau rusak parah.
Mereka termasuk tiga spesies yang terancam punah yakni katak corroboree selatan, burung pemakan madu dan burung paruh bengkok tanah barat.
"Bagian yang sangat besar di wilayah yang penting seperti Daerah Warisan Dunia Gondwana Rainforestand Blue Mountains, dengan Australian Alps dan Stirling Ranges, Australia Barat, telah menderita bencana kebakaran," papar pernyatan WWF.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: