Segudang Dokumen Baru Dirilis, Demokrat Gak Main-main di Pemakzulan Trump
Partai Demokrat merilis segudang dokumen baru yang diperoleh dari rekan dekat Rudy Giuliani, Lev Parnas menyoal pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Bukti itu termasuk catatan tulisan tangan yang menyebutkan permintaan kepada presiden Ukraina untuk menyelidiki "kasus Biden"
Dilansir Al Jazeera, dokumen-dokumen tersebut menunjukkan Parnas berkomunikasi dengan Giuliani, dan seorang pengacara lain sebelum pemindahan duta besar AS untuk Ukraina Marie Yovanovitch. Pesan itu menunjukkan, Parnas kerap berkomunikasi dengan Giuliani dan pejabat Ukraina.
Baca Juga: Siap-siap Trump! Senat Bakal Gelar Sidang Pemakzulan Pekan Depan
Demokrat merilis dokumen pada Selasa ketika House of Representative bersiap untuk mengirimkan pasal-pasal pemakzulan Trump ke Senat bagi sidang Trump pekan depan. Dokumen-dokumen tersebut menambah konteks baru pada tuduhan, bahwa Trump memang telah menekan Ukraina untuk menyelidiki Demokrat, ketika ia menahan bantuan militer.
Di antara dokumen tersebut, juga terdapat tangkapan layar dari surat yang sebelumnya tak diungkapkan dari Giuliani kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenzky pada 10 Mei 2019. Dalam surat itu, Giuliani meminta pertemuan dengan Zelenskyy sebagai penasihat pribadi untuk Trump dengan pengetahuan dan persetujuannya.
Salah satu dokumen adalah catatan tulisan tangan pada alat tulis dari Ritz-Carlton Hotel di Wina. "Bawa Zalensky ke Annonce bahwa kasus Biden akan diselidiki," tulis catatan tersebut.
Baca Juga: Terungkap Sosok Pimpinan Sidang Pemakzulan Donald Trump, Ada Cerita Tak Harmonis
Demokrat mengatakan, pengacara Parnas membenarkan bahwa Parnas menulis catatan. Dokumen-dokumen termasuk catatan telepon, teks, dan flash drive diserahkan oleh Parnas.
Kemudian dokumen dikirim ke Komite Kehakiman House oleh tiga panel House lainnya untuk dimasukkan sebagai bagian dari catatan resmi yang akan dikirim ke Senat bersama dengan anggaran dasar. Beberapa dokumen dapat dinyatakan ke publik, dan sebagian tetap rahasia karena kesensitifannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto