Pasca terbitnya Surat Keputusan dari Menteri BUMN RI melalui Keputusan Nomor: 284/MBU/11/2019 menunjuk PT Barata Indonesia (Persero) menjadi anggota tim percepatan pembangunan kilang minyak milik PT Pertamina (Persero).
Penugasan yang diterima oleh Barata Indonesia, beserta dengan beberapa perusahaan lain yakni, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Rekayasa Industri, serta PT Tuban Petrochemical Industries untuk menyelesaikan Proyek Kilang Minyak milik PT Pertamina (Persero) yang menjadi Program Strategis Nasional.
Menurut Direktur Utama Barata Indonesia Fajar Harry Sampurno Barata Indonesia yang sebelumnya telah ditunjuk sebagai koordinator klaster industri manufaktur BUMN, menjadi bagian dari Proyek tersebut karena dinilai memiliki kompetensi dan juga pengalaman panjang dalam pembangunan infrastruktur di bidang Oil & Gas.Penugasan Barata Indonesia tersebut juga dilatarbelakangi oleh upaya pemerintah untuk meningkatkan persentase TKDN dalam Megaproyek Kilang Pertamina.
“Industri manufaktur memang harus didorong untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas dalam mendukung pembangunan strategis seperti kilang dan industri berat lainnya sehingga dapat menciptakan efek multiplier dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Fajar disela acara Kick off Program Percepatan Pembangunan Kilang Minyak PT Pertamina dan penanda tangan (MoU) di Gresik, Senin (20/1/2020).
Baca Juga: Ke Kilang Balikpapan, Menaker Ida Tinjau Implementasi K3 Pertamina
Baca Juga: Pertamina dan Mubadala Tandatangani Perjanjian Prinsip Pengembangan Kilang Balikpapan
Fajar berharap partisipasi perusahaan dalam Proyek Strategis Nasional ini dapat mendorong daya saing industri dalam negeri sekaligus dukungan perseroan dalam rangka kemandirian energi nasional.
Sementara Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengungkapkan, program TKDN jasa ataupun barang akan ditingkatkan akan dilakukan secara bertahap yakni dari 35 % menjadi 40 % hingga 50 %.
"Kita lihat project itu 60 sampai 70 % di pengadaan dan equipment. Untuk itu, pihak Barata, Krakatau Steel, BBI dan industri manufaktur lainnya harus fokus disana," sebut wanita kelahiran Tasikmalaya , Jabar ini
Nicke berharap Tim Percepatan pembangunan dapat merampungkan Proyek Strategis Nasional Prioritas tersebut pada 2026 dalam rangka pencapaian produksi 2 juta barel per hari.
Seperti ketahui, Barata Indonesia juga beberapa kali terlibat dalam beberapa proyek di sektor migas, diantaranya LPG Spherical Tank Pulau Layang 2x1500 MT; TBBM Tegal Cap. 14600KL; RFCC Pertamina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil