Makin Menyebar, Virus Misterius Wuhan Masuk ke Filipina dan Taiwan
Virus korona baru (2019-nCoV) pertama kali muncul di Wuhan pada akhir Desember yang ditandai gelombang pasien pneumonia. Hingga kini, para ahli medis masih berjuang untuk memahami jenis baru virus korona yang menimbulkan gejala mirip dengan sindrom pernapasan akut parah (SARS).
Kemunculan SARS berawal dari China selatan pada 2002 sebelum menyebar ke Hong Kong dan tempat lain di dunia. Virus itu menginfeksi ribuan orang dan menyebabkan lebih dari 800 orang meninggal. Sementara itu, virus korona biasanya menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti flu biasa. Namun, infeksi virus juga dapat memengaruhi saluran pernapasan bawah hingga menyebabkan pneumonia atau bronkitis.
Kemarin, Otoritas Kesehatan Kota Wuhan melaporkan orang keempat yang meninggal dunia karena virus korona misterus tersebut. Korban jiwa adalah seorang pria berusia 89 tahun. Ia jatuh sakit pada 13 Januari dan dirawat di rumah sakit dengan kesulitan bernapas lima hari berturut-turut. Otoritas Wuhan kemudian mengumumkan, hari berikutnya ia meninggal.
Baca Juga: Cegah Virus Korona, Malaysia Operasikan Pemindai Suhu di Bandara
Pernyataan Otoritas Wuhan mencatat bahwa pasien juga memiliki penyakit kesehatan yang mendasarinya, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung koroner. Jika ditotal hingga kini, ada 169 orang dirawat di rumah sakit di Wuhan, tempat pertama kali adanya virus ini. Dalam pernyataan terpisah yang diumumkan dalam akun resmi Weibo, Komisi Kesehatan Wuhan mengatakan, 15 petugas medis di kota itu didiagnosis menderita pneumonia. Dari petugas medis yang terinfeksi, seorang berada dalam kondisi kritis.
Berita tentang kematian orang keempat ini muncul setelah seorang pakar pemerintah Beijing mengatakan, virus terbaru ini ternyata menular antarmanusia. Sebelumnya, diyakini bahwa penularan virus itu hanya dapat terjadi dari hewan ke manusia dan berawal dari pasar makanan laut di Wuhan.
Seorang ilmuwan di Komisi Kesehatan Nasional China, Zhong Nanshan, juga mengatakan, pasien dapat tertular virus baru tanpa mengunjungi Wuhan. "Saat ini, dapat dikatakan secara pasti bahwa ada fenomena penularan dari manusia ke manusia," ujarnya dalam wawancara dengan media China, CCTV, Selasa (21/1). Pihak berwenang mengonfirmasi total 217 kasus baru birus di China pada Senin (20/1) pukul 18.00 waktu setempat. Dari jumlah tersebut, 198 kasus ada di Wuhan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: