Wabah virus korona yang semakin meluas telah membuat pasar saham jatuh dan menimbulkan kekhawatiran penurunan perekonomian terutama di sektor pariwisata. Virus ini menyebar luas bertepatan dengan liburan Tahun Baru Imlek, di mana jutaan warga China melakukan mudik dan bepergian ke luar negeri maupun dalam negeri.
Wabah virus korona dimulai di kota Wuhan, China tengah. Awalnya kemunculan virus ini diyakini terkait dengan pasar makanan laut yang juga menjual hewan hidup. Namun, pada Senin lalu pihak berwenang China mengonfirmasi bahwa penularan virus dapat terjadi antarmanusia.
Sebanyak 291 kasus kini telah dilaporkan terjadi di kota-kota besar di China, termasuk Beijing dan Shanghai. Selain itu Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi kasus virus korona terhadap seorang warga Seattle yang baru saja melakukan perjalanan dari China.
Baca Juga: Sudah Tewaskan 6 Orang, Virus Misterius Wuhan Menyebar ke AS
Dua kasus telah diidentifikasi di Thailand, satu kasus di Jepang, satu kasus di Korea Selatan, dan satu kasus di Taiwan. Semua pasien yang terinfeksi virus korona baru saja kembali dari Wuhan.
Pihak berwenang di beberapa negara termasuk Australia, Singapura, Hong Kong, Taiwan, dan Jepang telah meningkatkan pemeriksaan terhadap penumpang pesawat udara dari Wuhan. Pemerintah AS pekan lalu mengumumkan langkah serupa di bandara di San Francisco, Los Angeles, dan New York. Mereka sekarang telah mengumumkan rencana untuk melakukan tindakan serupa di bandara Chicago dan Atlanta pekan ini.
Ketakutan terhadap wabah virus korona memicu risiko di pasar global. Dalam hal ini pasar Asia yang paling terpukul. Bursa saham Hong Kong turun 2,8 persen, sedangkan indeks saham Jepang, Nikkei turun 0,9 persen. Selain itu, saham-saham blue chips di Shanghai juga anjlok hingga 1,7 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: