Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan Irak senang dengan apa yang tentara AS lakukan di sana. Pernyataan itu diungkapkan dalam pembicaraan dengan Presiden Irak Barham Salih tentang masa depan misi pasukan AS.
Sejak drone AS membunuh komandan Iran di Baghdad, misi pasukan AS dipertanyakan banyak pihak di Irak. Parlemen Irak bahkan menuntut pasukan AS ditarik keluar dari Irak. Trump marah dan mengancam menerapkan sanksi pada Irak kecuali tentara AS tetap berada di sana.
"Salih dan Trump membahas pengurangan jumlah pasukan asing di Irak saat pertemuan di sela konferensi ekonomi di Davos, Swiss," ungkap pernyataan kantor Presiden Irak, dilansir Reuters.
Baca Juga: Tewasnya Soleimani Tambah Bahaya Kerusuhan Irak
Ditanya sebelum pertemuan itu tentang prospek penarikan pasukan AS, Trump mengatakan, "kami bicara tentang banyak hal berbeda dan Anda akan mendengar apa pun yang kami lakukan. Tapi mereka suka dengan apa yang kami lakukan dan kami suka mereka, dan kami memiliki hubungan sangat baik."
AS memiliki sekitar 5.000 tentara di Irak, diundang kembali ke negara itu pada 2014 oleh Baghdad untuk membantu memerangi militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun, nasib misi itu dipertanyakan sejak 3 Januari saat Trump memerintahkan serangan drone yang menewaskan komandan Iran Qassem Soleimani di bandara Baghdad, Irak. Trump menekankan bahwa kehadiran AS jauh lebih kecil dibandingkan selama pendudukan AS pada 2003-2011 setelah invasi menggulingkan Saddam Hussein.
"Kami berkurang menjadi 5.000 sehingga kami turun ke jumlah sangat rendah, secara historis rendah, dan kami akan melihat apa yang terjadi," kata Trump.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: