Jika tak ada hambatan, Gubernur Anies Baswedan akan segera memiliki wakil untuk memimpin Ibu Kota. Dua nama muncul sebagai calon Wakil Gubernur DKI, yaitu politikus PKS Nurmansjah Lubis dan Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria.
Menilik rekam jejak mereka, dua cawagub dinilai kader perwakilan terbaik dari PKS dan Gerindra. Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menganalisis secara popularitas Riza Patria diunggulkan.
Baca Juga: Cawagub dari PKS Puji-puji Anies: Leader Cerdas
Ujang menyebut dari konstruksi politik, Riza juga mendapat keuntungan. Salah satunya terkait posisi Gerindra yang saat ini berada di barisan pemerintahan. Faktor ini diprediksi akan memengaruhi suara penentuan di DPRD DKI.
"Koalisi partai juga menguntungkan Riza. Kita lihat koalisi politik nasional. Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PSI ada di koalisi pemerintah. Koalisi di DKI diprediksi juga akan sama," kata Ujang, Kamis (23/1/2020).
Keuntungan lain untuk Riza yaitu Gerindra memiliki M. Taufik sebagai pimpinan DPRD DKI. Figur Taufik bisa melobi fraksi-fraksi lain. Jumlah kursi Gerindra di DPRD juga unggul atas PKS dengan angka 19 berbanding 16.
"Nurmansjah unggul jadi anggota DPRD DKI dua periode. Kalau Riza kelebihannya berangkat dari aktivis pemuda Jakarta. Pernah jadi ketua KNPI Jakarta dan saat ini anggota DPR RI," jelas Ujang.
Simbol Persaingan PKS-Gerindra
Sementara, Direktur Eksekutif Paramater Indonesia, Adi Prayitno menganalisis dalam persaingan cawagub tak bisa diukur hanya head to head antara Nurmansjah dan Riza. Namun, kata dia, yang menentukan adalah lobi institusional Gerindra dan PKS. Adi menekankan hal ini karena tak ada fit and proper test terhadap dua cawagub tersebut.
"Dua figur calon wagub itu hanya simbol yang tak terlampau memengaruhi keterpilihan. Yang bisa menentukan adalah mesin partai. Jadi, pertarungannnya antara Gerindra dan PKS. Apalagi tak ada fit and proper test cawagub," ujar Adi belum lama ini.
Pakar politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, PKS sebagai simbol oposisi akan berjuang keras melakukan lobi antarfraksi. Berbeda dengan Gerindra yang notabene sudah masuk barisan koalisi pemerintah.
"Posisi Gerindra di koalisi pasti lebih diinginkan oleh penguasa dibanding PKS-Nurmansjah Lubis," tutur Hendri.
Namun, ada peluang bagi PKS dan Nurmansjah untuk memenangkan posisi DKI-2. Pengalaman Nurmansjah sebagai anggota DPRD DKI menjadi modal penting. Selain itu, berharap Gerindra berubah sikap dengan tak terlalu ngoyo. Sebab, sudah lama kesepakatan terkait posisi cawagub merupakan jatah kader PKS.
"Sebaiknya Gerindra mematuhi komitmen awal dan tetap memberi tempat pada PKS," sebut Hendri.
Baik Nusmansjah dan Riza sama-sama optimis bisa bersaing untuk menggantikan posisi Sandiaga Uno sebagai Wagub DKI. Nurmansjah menyebut terpenting ikhtiar dan melakukan lobi komunikasi antarfraksi.
"Usaha dulu bang. Kalau yang punya langit berkehendak, kan enggak ada yang mungkin. Insyaallah," ujar Nurmansjah atau yang akrab disapa Bang Ancah.
Hal senada disampaikan Riza Patria. Ia mengaku tak akan menyiakan kesempatan yang sudah diberikan sebagai cawagub. "Saya sudah ditunjuk partai ya saya akan hormati dan pasti serius," tutur Riza.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum