"Di Indonesia ini semua kabupaten memiliki potensi ekspor karena negara kita adalah negara tropis. Terlebih semua negara di dunia ini selalu membutuhkan sayur dan buah dari kita. Jadi semua daerah memiliki potensi yang sama," katanya.
Menurut Syahrul, terdapat empat aspek yang perlu diperhatian dalam mengelola pertanian maju, mandiri, dan modern. Aspek pertama, kata dia, melakukan upaya untuk peningkatan produksi dan produktivitas melalui gerakan nasional. Aspek kedua adalah menurunkan biaya pertanian menuju hingga berada di posisi rendah melalui peningkatan efisiensi dan pengembangan kawasan berbasis korporasi.
"Aspek ketiga adalah pengembangan dan penerapan mekanisasi serta akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi. Dan aspek keempat adalah ekspansi pertanian melalui perluasan pemanfaatan lahan, termasuk lahan rawa dan suboptimal lainnya serta penyediaan air (irigasi, embung, dan bangunan air lainnya)," katanya.
Adapun dalam mendukung keempat aspek tersebut, pemerintah melalui Kementan telah membentuk lembaga Komando Startegi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang ada di tiap kecamatan. Komando ini merupakan komando perang yang sudah dilengkapi dengan agriculture war room (AWR) sebagai ruang monitoring dari semua kegiatan pembangunan pertanian.
"Jadi di setiap daerah akan ketemu saya setiap jumat melalui AWR. Alat ini juga secara tidak langsung mampu memonitoring kegiatan penyuluh setiap hari. Dan saya pastikan saya akan mengetahui apakah mereka kerja atau tidak," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: