Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jumlah Orang Terinveksi Virus Corona Tak Akurat, China Coba Sembunyikan Fakta?

Jumlah Orang Terinveksi Virus Corona Tak Akurat, China Coba Sembunyikan Fakta? Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Jakarta -

Laporan terbaru mengungkapkan bahwa total kejadian infeksi virus corona 2019-nCoV telah mencapai lebih dari 2.700 kasus dengan jumlah kematian 81 kasus, per 27 Januari 2020. Namun, banyak ahli meyakini bahwa jumlah kasus dan kematian akibat virus corona Wuhan lebih banyak dari itu.

Beberapa waktu lalu, tim peneliti dari MRC Centre for Global Infectious Disease Analysis di Imperial College London memperikirakan bahwa kasus infeksi virus corona Wuhan berkisar di angka 1.000-9.700 per 18 Januari 2020. Kisaran angka yang cukup besar ini pun hanya mencakup wilayah Wuhan saja.

Baca Juga: Prihatin Soal Virus Corona, Trump Serius Tawarkan Bantuan ke China

Tak lama berselang, beragam video mulai bermunculan di situs media sosial China. Video-video yang belum terverifikasi ini diklaim menunjukkan situasi terkini di Wuhan ketika wabah terjadi.

Salah satu video menampilkan situasi di mana orang-orang tampak jatuh tak berdaya di tanah, jalanan dan bahkan di lingkungan rumah sakit. Video ini lalu menjadi viral di berbagai platform media sosial populer seperti Twitter hingga Instagram.

Ada pula video yang menunjukkan bagaimana beberapa jasad dibiarkan terbaring di koridor rumah sakit. Video tersebut diambil oleh seorang perempuan yang menjelaskan bahwa jasad-jasad tersebut tak terurus karena para petugas kesehatan sibuk merawat pasien-pasien lain. Jurnalis Ezra Cheung turut mengungkapkan bahwa video-video tersebut telah dihapus dari situs media sosial China.

Beberapa ahli menilai bahwa jenis virus corona terbaru ini tidak seberat virus-virus yang sudah muncul lebih dulu. Sebagai contoh, epidemi flu dapat membunuh 10 ribu orang akan tetapi wabah virus corona baru ini menyebabkan kematian yang lebih sedikit.

"Tapi ini masih bisa berubah. Semua wabah baru itu mengkhawatirkan, khususnya di minggu-minggu awal ketika masih belum jelas bagaimana wabah itu akan berkembang," jelas Profesor Paul Hunter dari University of East Anglia, seperti dilansir Metro, Selasa (28/1/2020).

Seorang perawat dengan pakaian pelindung lengkap yang bekerja di sebuah rumah sakit di Wuhan juga mengklaim bahwa kasus infeksi virus 2019-nCoV kemungkinan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah yang telah diumumkan. Dalam sebuah video, perawat tersebut bahkan mengklaim bahwa kasus infeksi virus corona Wuhan ini hampir mencapai 100.000 kasus.

"Saat ini, di Provinsi Hubei, termasuk area Wuhan, bahkan China, sekitar 90.000 orang telah terinveksi oleh virus corona," terang perawat tersebut, seperti dilansir The Sun, Selasa.

Perawat tersebut mengimbau agar masyarakat tidak keluar rumah, meskipun kala itu masyarakat China sedang menyambut perayaan Tahun Baru Imlek. Perawat tersebut mengatakan perayaan Imlek akan terus ada setiap tahun, yang perlu menjadi prioritas saat ini adalah kesehatan diri sendiri dan keluarga agar bisa berkumpul bersama di perayaan Imlek tahun depan.

Perawat tersebut juga mengatakan saat ini stok pelindung diri seperti masker, kacamata pelindung hingga pakaian sekali pakai telah menipis. Oleh karena itu, dia mengimbau agar orang-orang yang menonton videonya mau membantu mendonasikan masker, kacamata pelindung serta pakaian sekali pakai.

"Kami tidak peduli apa yang pemerintah katakan. Saya akan memberitahu kalian melalui media sosial. Semuanya, tolong donasikan masker, kacamata dan baju ke Wuhan," tutur perawat tersebut.

Video ini muncul sehari setelah Presiden Cina Xi Jinping menyatakan bahwa China sedang menghadapi "grave situation" atau situasi serius. Xi juga mengungkapkan bahwa penyebaran virus korona 2019-nCoV semakin cepat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: