"Kami terus bekerja mengelola aset-aset kami secara proaktif untuk meningkatkan valuasi, mengidentifikasi peluang investasi, serta meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham," ucap John, dalam siaran pers, Selasa (28/1/2020).
Ditegaskan John, perseroan akan mempercepat proses konstruksi berbagai properti baru yang sedang dibangun. Diketahui, LPKR saat ini mengerjakan sejumlah proyek properti di daerah. Proyek tersebut diminati oleh pasar dan ditargetkan selesai tepat waktu untuk kemudian diserahkan ke konsumen.
Tahun ini, LPKR mengincar pendapatan prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp2-2,5 triliun pada 2020, naik 33-67% dari target 2019 sebesar Rp1,5 triliun. Untuk merealisasikan target tersebut, perseroan fokus pada peningkatan likuiditas serta laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang lebih baik.
Perseroan optimistis terhadap permintaan di pasar properti akan terdorong oleh faktor pemulihan ekonomi dan kebijakan pemerintah tahun depan. Dari sisi pemerintah, pendorong permintaan properti di antaranya program rumah bersubsidi. Program ini sudah masuk APBN.
Baca Juga: Diburu Banyak Investor, Obligasi Lippo Karawaci Oversubscribed Berkali-kali Lipat
Sesuai rencana, Lippo Karawaci akan meluncurkan sejumlah produk residensial di Karawaci, Kemang Village, dan St Moritz Puri guna mengejar target marketing sales tahun depan. Di sisi lain, perseroan juga melanjutkn proyek-proyek yang tengah berjalan, seperti Holland Village, Millennium Village, Kemang Office, Embarcadero, Lippo Office Thamrin, dan Holland Village Manado.
Lippo Karawaci merupakan salah satu perusahaan properti terbesar yang sahamnya tercatat di BEI dengan total aset US$4 miliar per September 2019, dan kapitalisasi pasar US$1,2 miliar per 31 Oktober 2019. Selain mengembangkan enam proyek properti yang sedang berjalan, perseroan mengelola 51 mal dengan gross floor area 3,4 juta m2, serta jaringan 36 RS yang difasilitasi 3.666 unit tempat tidur.
Lippo Karawaci memiliki cadangan lahan (landbank) yang terdiversifikasi dengan izin pengembangan lebih dari 8.000 ha. Lahan seluas 1.461 ha yang tersebar di Indonesia menyediakan keperluan pengembangan di kemudian hari untuk jangka waktu lebih dari 15 tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: