Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasi Sudah Jadi Bubur, Partai Komunis China Sangat Menyesal Tangani Virus Corona!

Nasi Sudah Jadi Bubur, Partai Komunis China Sangat Menyesal Tangani Virus Corona! Kredit Foto: Instagram/kuwaitup2date
Warta Ekonomi, Wuhan -

Wabah virus corona baru, 2019-nCoV, masih mencengkeram kota Wuhan, Provinsi Hubei dan seluruh wilayah China mengonfirmasi temuan kasus atau orang yang terinfeksi. Penyakit yang sudah membunuh 258 orang ini membuat petinggi Partai Komunis untuk kota Wuhan mencela diri sendiri.

"Saat ini saya dalam kondisi bersalah, menyesal dan mencela diri sendiri," kata Sekretaris Jenderal Partai Komunis Kota Wuhan, Ma Guoqiang, dalam wawancara dengan CCTV.

Baca Juga: Mengerikan! Warga Afrika Selatan di Wuhan Bongkar Fakta: Virus Corona Sengaja Disebarkan oleh. . . .

Dia merasa bersalah karena tidak mengambil tindakan dini untuk mengendalikan virus yang oleh Presiden Xi Jinping disebut sebagai "iblis" 

"Jika langkah-langkah kontrol yang ketat telah diambil sebelumnya, hasilnya akan lebih baik daripada sekarang," lanjut Ma, yang dikutip Sabtu (1/2/2020).

Baca Juga: Batik Air Siap Terbangkan WNI dari Wuhan ke Batam 

Wabah muncul pertama kali di Wuhan pada akhir Desember 2019. Penyakit ini kini menyebar ke lebih dari 20 negara lain dan Organisasi Kesehatan Dunia telah menyatakan darurat kesehatan global akan wabah tersebut.

Sebelumnya pada hari Jumat, Wali Kota Wuhan Zhou Xianwang mengatakan tugas menahan dan mencegah penyebaran wabah Coronavirus baru di kota itu tetap “berat dan kompleks”.

Pejabat Wuhan telah dikritik secara online karena menyembunyikan informasi tentang infeksi sampai akhir tahun lalu, meskipun mengetahui tentang penyakit baru itu beberapa minggu sebelumnya.

Baca Juga: Global Darurat Corona dan Trump Ajak Timur Tengah Damai, Israel Malah Gempur Palestina Pakai Roket!

Wuhan dan kota-kota di sekitar provinsi Hubei telah dikunci atau ditutup sejak 23 Januari 2020, di mana akses transportasi dibatasi ketat yang secara efektif membuat sekitar 56 juta orang "terkurung" di rumah.

Ma mengatakan tindakan itu seharusnya dilakukan setidaknya 10 hari sebelumnya. "Saya pikir jika kita telah mengambil langkah-langkah seperti ini pada saat itu, epidemi mungkin telah sedikit berkurang, dan tidak sampai pada situasi saat ini," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: