Pabrikan motor Jepang, Kawasaki, pernah mewarnai MotoGP pada 2002-2009 di bawah naungan Kawasaki Racing Team yang bermarkas di Amsterdam, Belanda. Setelah lebih dari 11 tahun absen, pabrikan motor yang identik dengan warna hijau itu masih enggan untuk kembali ke MotoGP.
Meski tidak turun di MotoGP selama 11 tahun terakhir, Kawasaki masih rutin mengikuti World Superbike (WSBK) yang juga dipromotori Dorna Sports. Bahkan, Kawasaki mendominasi kejuaraan motor produksi jalan raya itu dengan menyabet gelar juara pada lima edisi terakhir.
Baca Juga: MotoGP 2020 jadi Ajang Pembuktian Quartararo
Berbagai upaya dilakukan Dorna Sports untuk membawa kembali Kawasaki terjun di MotoGP. Namun, upaya itu ditolak mentah-mentah karena alasan dana. Direktur Balap Kawasaki Racing Team, Ichiro Yoda mengakui, amat sulit untuk membujuk Manajemen Kawasaki untuk mengucurkan dana.
“MotoGP terlalu mahal buat Kawasaki, setidaknya ajang itu membutuhkan dana 10 kali lipat lebih besar dari WSBK. Untuk MotoGP, Anda butuh 60-70 juta Euro (setara Rp900 miliar-1 triliun) per tahun. Sekadar perbandingan, Honda saja menghabiskan 100 juta Euro (setara Rp1,5 triliun) setiap tahunnya,” papar Ichiro Yoda, mengutip dari Speedweek, Minggu (2/2/2020).
“Lagipula, sulit buat kami meyakinkan Manajemen Kawasaki untuk mengucurkan dana tetapi hanya finis di posisi kelima pada MotoGP. Anda pasti mengharapkan kemenangan, tidak peduli kategori apa pun. Karena itu, WSBK lebih masuk akal buat Kawasaki dari sudut pandang finansial,” imbuh lelaki berkebangsaan Jepang itu.
Sebagai informasi, tim satelit di MotoGP seperti LCR Honda saja membutuhkan dana sedikitnya 10 juta Euro (setara Rp155 miliar) per tahun. Dana paling besar habis untuk menggaji pembalap serta pengembangan motor. Bukan tidak mungkin, tim-tim pabrikan menganggarkan dana yang jauh lebih besar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: