Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dievakuasi ke Tanah Air, PDPI Sarankan WNI dari China Isolasi Diri di Rumah

Dievakuasi ke Tanah Air, PDPI Sarankan WNI dari China Isolasi Diri di Rumah Kredit Foto: Kementerian Luar Negeri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menanggapi sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) dari China baik berasal dari Wuhan, Hubei, maupun kota lainnya yang pulang ke Tanah Air terkait wabah virus corona. Bagi mereka yang dinyatakan sehat dan dipulangkan ke rumah masing-masing setelah menempuh perjalanan pesawat, untuk menjalani isolasi diri di rumah.

"Penumpang yang sehat dicatat dan dipulangkan ke rumah untuk menjalani isolasi diri di rumah," ujar Ketua Umum Pengurus Pusat PDPI, Dr Agus Dwi Susanto, belum lama ini.

Baca Juga: Ini Alasan 7 WNI di China Tak Ikut Pulang ke Indonesia

Hal itu berlaku bagi para WNI yang tiba di Indonesia di luar kota Wuhan dan Hubei. Mereka diimbau berdiam diri dan tinggal di rumah saja. Jika terpaksa keluar rumah atau bertemu orang lain, mereka diharuskan pakai masker.

Apabila ada flu dan demam segera melapor ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Masa isolasi diri di rumah selama minimal 14 hari. Semua orang dalam satu pesawat adalah close contact jika ada kasus yang sudah terkonfirmasi (confirmed) di dalam pesawat.

Agus menuturkan, setelah sampai di Indonesia, bagi yang terkena flu dan demam akan menjalani isolasi dan penanganan di rumah sakit rujukan. Semua petugas di pelayanan rumah sakit memakai masker bedah, sedangkan petugas yang merawat pasien di ruang isolasi rumah sakit menggunakan masker N95.

Sementara itu, WNI yang dievakuasi pemerintah Indonesia dengan memberlakukan karantina terlebih dahulu di pangkalan TNI di Kabupaten Natuna. Karantina dilakukan selama minimal 14 hari.

Agus mengatakan, selama dikarantina, lakukan pemeriksaan berkala untuk skrining ke arah flu. Bagi yang terdeteksi ada flu dan/atau demam akan menjalani isolasi dan penanganan di rumah sakit rujukan.

Selain itu, lakukan foto toraks (rongten dada) untuk semua penumpang sebagai data awal. Mereka harus diberikan nutrisi yang kuat dan bergizi selama di karantina. Kemudian, lanjut Agus, upayakan mereka merasa nyaman selama berada di tempat karantina. Adakan konseling dengan psikolog bagi yang mengalami masalah psikis.

"Bebaskan mereka dari stigma masyarakat. Fasilitasi komunikasi peserta karantina dengan keluarga," tutup Agus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: