AS Yakin Rencana Perdamaian Timur Tengah Akan Berjalan dengan Baik
Kushner menyebut Abbas sebetulnya menginginkan perdamaian. Dia telah mengusahakan terwujudnya perdamaian di Palestina selama 16 tahun menjabat sebagai pemimpin. Menurut Kushner, Palestina harus membuka mata bahwa mereka telah ditawarkan sebuah kesepakatan yang rasional.
Abbas menjabat sebagai presiden Palestina pada Januari 2005. Kemudian pada Desember 2009 masa jabatannya diperpanjang hingga pemilihan baru diadakan. "Apa yang mereka lakukan adalah menolak (rencana perdamaian Timur Tengah) sebelum diumumkan. Mereka menyerukan kemarahan," kata Kushner.
Baca Juga: Inti Rencana Perdamaian Timur Tengah AS, Pengamat: Palestina Harus Menyerahkan Segalanya
Kushner mengatakan AS telah mencoba mengambil pendekatan pragmatis untuk menyelesaikan konflik Israel dan Palestina. Menurutnya, AS telah memberikan solusi dan tawaran untuk menyelesaikan konflik paling rumit di dunia.
"Kami sudah mencoba melakukannya secara berbeda dan saya pikir untuk pertama kalinya ada tawaran nyata di atas meja untuk memecahkan segala kebuntuan. Sekarang terserah kepada Palestina, mereka memiliki kesempatan untuk mewujudkannya," ujar Kushner.
Pertemuan para menteri luar negeri Liga Arab di Kairo menyatakan rencana perdamaian itu tidak memenuhi aspirasi warga Palestina. Liga Arab menegaskan pihaknya tidak akan mengimplementasikan proposal perdamaian itu.
Para menteri Liga Arab kembali menegaskan hak-hak Palestina untuk menciptakan sebuah negara di masa depan berdasarkan tanah yang direbut dan diduduki oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967. Para menteri luar negeri dari Mesir, Arab saudi, Yordania yang menjadi sekutu dekat AS, beserta Irak dan Libanon mengatakan perdamaian tidak akan tercipta tanpa mengakui hak-hak Palestina untuk mendirikan negara dalam wilayah pra-1967.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: