Sejumlah Ahli Susun 3 Skenario untuk Setop Penyebaran Virus Corona, Apa Saja?
Wabah virus corona Wuhan atau 2019-nCoV sudah jauh lebih besar dari segi jumlah kasus bila dibandingkan SARS. Data terbaru menunjukkan ada lebih dari 17 ribu orang yang telah terinfeksi 2019-nCoV dan menelan korban jiwa sebnayak 361 orang. Orang-orang yang terinfeksi 2019-nCoV juga diketahui bisa menularkan penyakit sebelum gejala muncul.
Intervensi dengan vaksin juga bisa membantu mengakhiri wabah. Namun diperlukan waktu hingga tahunan sebelum vaksin baru bisa digunakan secara luas kepada masyarakat.
Baca Juga: Virus Corona Malah Bikin Wuhan Makin Terkenal
2. Virus 'Membakar' Diri Sendiri
Wabah penyakit bisa diibaratkan sebagai insiden kebakaran, di mana virus berperan sebagai api dan orang-orang yang rentan berperan sebagai bahan bakar. Dalam kebakaran, api akan padam dengan sendirinya bila sudah kehabisan bahan bakar. Sebuah wabah juga akan berakhir ketika virus tak lagi menemukan orang-orang rentan untuk diinfeksi.
Salah satu contohnya adalah wabah virus Zika di Puerto Rico dan Amerika Selatan pada 2015-2016. Ahli epidemiologi dari Harvard School of Public Health Michael Mina mengatakan saat wabah terjadi ada sangat banyak orang yang terinfeksi. Data menunjukkan ada lebih dari 35.000 orang yang terinfeksi hanya di Puerto Rico saja pada 2016.
"Namun kemudian jumlah orang yang rentan terhadap penyakit ini menyusut. Orang-orang yang paling berisiko berkontak dengan penyakit (Zika) sudah mendapatkan penyakit tersebut," lanjut Mina.
Kondisi ini hanya menyisakan sedikit orang untuk bisa diinfeksi oleh virus Zika. Saat ini, virus Zika masih bersirkulasi di Brazil dalam jumlah kecil. Akan tetapi di Puerto Rico, otoritas setempat mencatat tak ada lagi penyebaran Zika yang terjadi.
Namun dalam kasus wabah corona Wuhan, para ahli masih sulit membayangkan bagaimana 2019-nCoV "membakar diri sendiri". Salah satu alasannya, hingga saat ini belum diketahui secara jelas kelompok masyarakat seperti apa yang rentan terhadap 2019-nCoV.
Akan sangat mungkin bila 2019-nCoV "membakar diri sendiri" di Cina. Namun skenario ini bukanlah skenario yang diinginkan banyak orang. Sebab, ada banyak orang yang harus jatuh sakit dan bahkan berisiko untuk mati terlebih dahulu sebelum 2019-nCoV "membakar diri sendiri".
"Biasanya dalam wabah ada lonjakan, dan kemudian ada penurunan," ungkap Mina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: