Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum bisa bangkit sehingga terus meninggalkann level 6.000 poin. Pada perdagangan hari ini IHSG terdampar di posisi 5,850 turun hampir satu persen atau 55,87 poin.
Head of Research, Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi menuturkan bila turunnya minyak kelapa sawit pada harga acuan Malaysia yang signifikan membawa dampak kekhawatiran investor terhadap kinerja perusahaan produsen minyak kelapa sawit.
Baca Juga: Alamaaak! Investor Asing ke Pasar Modal: Loe Gue End!
“Harga acuan minyak kelapa sawit di Malaysia telah turun sebesar 14.56% dari awal tahun 2020 setelah kekhawatiran kelebihan supply disaat India dan Tiongkok berpotensi mengalami penurunan permintaan. Alhasil, saham AALI -4.00%, SSMS -4.38% dan LSIP -2.13% turun signifikan,” katanya, di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Baca Juga: Asing Bakar Duit di Sejumlah Bank, Pasar Modal Tekor Triliunan Rupiah!
Sementara itu, di sektor Industri Dasar saham-saham peternakan turun signifikan pasca sentimen virus flu burung mencuat kepermukaan meramaikan sentimen virus yang akhir-akhir ini menjadi dalang kekhawatiran. Saham CPIN bahkan -6.77%, MAIN -4.47% dan JPFA -2.33% turun dalam. Investor asing melakukan aksi jual sebesar Rp812.20 Miliar dengan saham BBCA, BMRI dan ASII menjadi top net sell value investor asing.
“Lalu, inflasi indonesia rilis dibawah ekspektasi sebesar 2,68% seakan memberikan signal perlambatan daya beli masyarakat,” ucapnya.
Menurutnya, pergerakan IHSG telah mengkonfirmasi trend bearish jangka panjang dengan channeling trend di kisaran level 5,850 poin. “Sehingga kami masih perkirakan IHSG berpotensi tertekan meskipun harapan teknikal rebound tetap ada pada support resistance 5850-5940. Saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal diantaranya; SMGR, INTP, SIDO, KLBF, PGAS dan MNCN,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: