Sejumlah Peneliti Bor Kerak Bumi buat Cari Bukti Keberadaan Dinosaurus, Hasilnya Itu...
Selama beberapa dekade, resolusi JOIDES, kapal bekas pengeboran minyak berusia 41 tahun, telah berfungsi sebagai kapal utama masyarakat untuk pengeboran laut dalam. Penelitian untuk International Ocean Discovery Program (IODP), misi terakhir resolusi itu terletak di di atas Dataran Tinggi Campbell selatan Selandia Baru.
Diantara para kru dalam misi, ada Laura Haynes, seorang ahli sedimentologi di Rutgers University, dan Elizabeth Sibert, spesialis physical properties di Harvard University. Menurut Haynes, berlayar di JOIDES adalah sesuatu yang diimpikan oleh setiap paleoceanografer.
Mereka bekerja tujuh hari seminggu memutar shift 12 jam selama 60 hari. Pengeboran dilakukan berjam-jam, dengan sampel inti sepanjang 9,5 meter diangkut ke permukaan untuk analisis segera. Core kemudian dibagi memanjang dan disimpan dalam lemari es untuk digunakan dalam penelitian lebih lanjut.
Tidak ada istirahat, tidak ada panggilan pelabuhan, dan tidak ada minuman di kapal,” ujar Brad Clement, director of science services di IODP.
Kapal dapat menembus sedimen sekitar tujuh kilometer dalam periode dua bulan. Tim peneliti menggali cukup jauh untuk melihat bukti Paleocene-Eocene Thermal Maximum, peristiwa pemanasan global yang terjadi sekitar 55,5 juta tahun yang lalu.
Kemudian Sibert, yang terlibat dalam penelitian tentang peristiwa kepunahan massal dinosaurus yang terbit pada awal tahun ini mengatakan ia menggunakan intI yang diekstraksi pada 2012. Setelah itu, bukti kuat untuk mendukung teori bahwa dinosaurus lenyap setelah asteroid terkena dampak di dekat Yucatan, di Meksiko pun ditemukan.
Di antara inisiatif yang direncanakan oleh IODP untuk tiga dekade ke depan adalah menyelidiki Bumi yang dalam. Koppers memperkirakan dibutuhkan waktu setidaknya satu tahun untuk mengebor tujuh kilometer kerak bumi dan beberapa situs, salah satunya berada di dekat Hawaii, AS sedang dipertimbangkan.
"Tantangan ketika Anda mencapai kedalaman itu adalah suhunya sangat tinggi dan tekanannya sangat tinggi. Jadi, setiap kali Anda mencoba menarik keluar pipa, lubang itu menutup sendiri. Mungkin butuh 10 hingga 20 tahun untuk mendapatkan teknologinya,” jelas Clement.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: