Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Awalnya, Isu Corona Sempat Dibungkam China

Awalnya, Isu Corona Sempat Dibungkam China Kredit Foto: Reuters/CNS Photo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Awal Januari lalu, pihak berwenang di Kota Wuhan, China mencoba menutupi berita tentang virus corona. Ketika itu, seorang dokter mencoba memperingatkan dokter lain soal kemungkinan wabah, polisi mendatangi dan menghentikannya.

Sebulan kemudian ia dianggap pahlawan sesudah ia menceritakan kisahnya dari tempat tidur rumah sakit.

Baca Juga: Terbaru! Wabah Virus Corona: 564 Orang Tewas, 27.649 Terinfeksi, dan 1.153 Sembuh

"Halo semua. Ini Li Wenliang, dokter mata dari Rumah Sakit Pusat Wuhan," katanya dalam satu unggahan.

Dr Li bekerja di pusat wabah bulan Desember ketika ia perhatikan tujuh kasus virus yang ia anggap mirip dengan Sars, yang mewabah tahun 2003. Kasus-kasus ini diduga berasal dari pasar makanan laut Huanan di Wuhan dan pasien-pasiennya dikarantina di rumah sakit.

Pada tanggal 30 Desember, ia mengirim pesan di grup obrolan sesama dokter dan memperingatkan mengenai wabah ini dan menyarankan mereka untuk memakai pakaian pelindung untuk mencegah infeksi. Saat itu, Dr Li dan kebanyakan rekannya tidak tahu bahwa penyakit itu berasal dari virus corona baru.

Dituduh membuat komentar palsu

Lalu empat hari kemudian ia dikunjungi oleh petugas dari Biro Keamanan Umum yang memintanya untuk menandatangani sepucuk surat. Dalam surat itu, ia dituduh telah membuat komentar palsu yang bersifat "sangat mengganggu ketertiban umum".

"Dengan sungguh-sungguh, kami memperingatkan Anda: Jika Anda tetap keras kepala dengan kelancangan Anda dan meneruskan kegiatan ilegal ini, Anda akan diproses secara hukum. Apakah Anda paham?" di bagian bawah ada tulisan tangan Dr Li: "Ya, saya paham".

Ia adalah satu dari delapan orang yang diselidiki oleh polisi karena "menyebarkan desas-desus". Pada akhir Januari, Dr Li menerbitkan salinan surat itu di media sosial Weibo dan menjelaskan apa yang telah terjadi. Saat itu pemerintah setempat sudah meminta maaf kepadanya, tetapi terlambat.

Dalam beberapa minggu di bulan Januari, para pejabat di Wuhan berkeras bahwa penularan hanya terjadi pada orang yang melakukan kontak dengan hewan yang tertular. Tak ada panduan diterbitkan untuk melindungi dokter yang merawat.

Namun, seminggu sesudah kunjungan polisi, Dr Li merawat seorang perempuan yang menderita glaukoma. Ia tak tahu bahwa pasiennya itu terinfeksi virus corona. Dalam unggahannya di Weibo, ia menggambarkan bahwa pada tanggal 10 Januari ia mulai batuk-batuk.

Di hari berikutnya ia demam dan dua hari kemudian ia dirawat di rumah sakit. Kedua orang tuanya juga sakit dan dirawat.

Baru sepuluh hari kemudian pada 20 Januari, China mengumumkan keadaan darurat akibat wabah. Dr Li mengatakan ia menjalani tes beberapa kali untuk virus corona dan semuanya negatif.

Tanggal 30 Januari ia mengunggah lagi: "Hari ini, tes asam nukleus hasilnya positif. Akhirnya ada kejelasan."

Ia menambahkan unggahannya dengan emoji anjing yang matanya mendelik dan lidah menjulur. Unggahan itu segera mendapat ribuan komentar dukungan.

"Dr Li Wenliang adalah seorang pahlawan," kata seorang pengguna, sembari khawatir terhadap perlakukan terhadap Dr Li dari negaranya sendiri.

"Di masa depan, bisa jadi dokter akan takut untuk menyatakan peringatan dini ketika mereka melihat tanda-tanda penyakit menular."

"Kesehatan publik membutuhkan puluhan juta orang seperti Li Wenliang," kata satu komentar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: