Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertumbuhan Industri Properti Melambat, Penjualan Produk Ini Kena Getahnya!

Pertumbuhan Industri Properti Melambat, Penjualan Produk Ini Kena Getahnya! Kredit Foto: Antaranews.com
Warta Ekonomi, Bogor -

Permintaan terhadap produk keramik sanitary tengah menurun saat ini, karena serapan lokal yang rendah. Situasi itu berkaitan dengan perlambatan pertumbuhan industri properti Tanah Air.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Keramik Indonesia (Asaki), penurunan permintaan keramik sanitary telah dirasakan sejak akhir 2017. Sebelum itu, produksi bisa diserap pasar domestik sebesar 70 persen dan untuk ekspor sebesar 30 persen, namun saat ini porsi serapan domestik hanya 55 persen dan sisanya ekspor.

PT Surya Toto Indonesia (TOTO) menilai banyak pengembang properti dan juga konsumen masih menganggap sanitary impor kualitasnya lebih baik dibandingkan produksi dalam negeri, terutama untuk segmen menengah ke atas.  "Pasar dalam negeri yang belum ada perkembangan positif hingga saat ini, juga menjadi tantangan tersendiri untuk pertumbuhan bisnis perusahaan," kata Presiden Direktur PT Surya Toto Indonesia, Hanafi Admadiredja melalui keterangan tertulis, Minggu (9/2/2020).

Baca Juga: Jual Saham ke Publik, Perusahaan Properti Ini Mau Bangun Rusun

Produsen keramik sanitary di Indonesia yang memiliki afiliasi jaringan internasional itu mencatat, hingga Semester I-2019 penjualan ekspor TOTO justru naik 3,13 persen secara tahunan menjadi Rp245,46 miliar, sementara penjualan domestiknya menurun 18,05 persen menjadi Rp744,27 miliar.

"Amerika Serikat, Jepang, dan China masih menjadi negara tujuan utama ekspor produk TOTO, beberapa negara lainnya juga memiliki pasar yang cukup potensial antara lain, Vietnam, Singapura, Malaysia, dan negara-negara Timur Tengah," tegasnya.

Meski begitu, dia menjamin, kebijakan yang diambil industri tersebut memang seiring dengan program pemerintah Indonesia yang tengah menggalakan program ekspor guna menekan defisit neraca perdagangan. Namun, dia mengakui pasar dalam negeri hingga saat ini masih menjadi penopang penjualan karena komposisi ekspor masih 20 persen dari total produksi.

"Untuk menghadapi penurunan penjualan dalam negeri, kami juga menyasar segmen menengah ke bawah.  Dengan strategi ini, diharapkan dapat mendorong produk-produk TOTO lebih cepat terserap ke pasar," tegas Hanafi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: