AS Minta Israel Jangan Klaim Sepihak Soal Permukiman Baru di Tepi Barat
Seorang utusan Amerika Serikat (AS) pada Minggu (9/2/2020), mengirim peringatan kepada Israel untuk tidak menyatakan kedaulatan atas tanah Tepi Barat tanpa persetujuan Washington.
Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana perdamaian Timur Tengah yang dikenal sebagai “Kesepakatan Abad Ini” yang diklaim sebagai solusi yang menguntungkan untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina.
Baca Juga: Usulan Perdamaian Timur Tengah Trump Tak Dapat Tempat di dalam Uni Afrika
Namun, rencana tersebut telah mendapat penolakan dari Palestina, dan negara-negara Arab karena dianggap terlalu berpihak pada Israel.
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu awalnya menjanjikan aneksasi de facto, di blok permukiman Yahudi dan Lembah Jordan, guna meyakinkan basis religius kanannya menjelang pemilihan umum Israel 2 Maret 2020, di mana ia berharap dapat memenangkan masa jabatan kelima.
Tetapi dia terpaksa mundur setelah Gedung Putih menjelaskan bahwa mereka menginginkan proses pemetaan AS-Israel, yang kemungkinan akan memakan waktu selama beberapa pekan atau lebih, untuk diselesaikan terlebih dahulu.
Dengan Menteri Pertahanan Naftali Bennett dan kelompok ultra-nasionalis Israel lainnya mendesak pemungutan suara kabinet segera tentang kedaulatan di Tepi Barat, Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman melakukan intervensi.
“Israel tunduk pada penyelesaian proses pemetaan oleh komite bersama Israel-Amerika. Setiap tindakan sepihak sebelum penyelesaian proses komite membahayakan Rencana (Perdamaian Timur Tengah) & Pengakuan Amerika,” kata Friedman sebagaimana dilansir Reuters, Senin (10/2/2020).
Dalam pidato terpisah, Friedman menjelaskan bahwa pesannya adalah "sedikit kesabaran, untuk menjalani proses, untuk melakukannya dengan benar, bukanlah sesuatu yang kami pikir terlalu banyak untuk diminta".
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pernyataan tersebut menjelaskan posisi AS dalam proses pemetaan, terutama dengan munculnya desakan untuk mengumumkan kedaulatan sepihak dari kabinet Israel.
Netanyahu sendiri mengatakan bahwa dirinya berdiri di posisi yang sama dengan AS, menegaskan bahwa pengakuan dari Washington adalah hal yang paling utama.
"Pengakuan (AS) adalah hal utama dan kami tidak ingin membahayakan itu," katanya kepada Kabinet Israel pada Minggu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: