Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ronde Baru FPI Vs Ade Armando: Perang Adu Mulut Akankah Berakhir?

Ronde Baru FPI Vs Ade Armando: Perang Adu Mulut Akankah Berakhir? Kredit Foto: Sufri Yuliardi

FPI Kejar Ade Armando

Ketua Media Center Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin menanggapi pernyataan Ade Armando yang menyebut FPI organisasi jahat. Novel mengaku tidak kaget dengan pernyataan Ade tersebut.

"Itu Ade Armando sudah tidak kaget dengan statement-nya karena itu adalah tugasnya yang diduga sebagai herder yang terus menggonggong untuk menakuti umat Islam yang lemah demi membela bosnya demi kesesatan atas nama agama," kata Novel Bamukmin.

Novel mengatakan, orang model Ade Armando cuma bisa koar-koar saja, tapi sangat pengecut untuk berhadapan langsung walau hanya berdebat. Dan sangat bodoh sekali pemahaman agamanya. Novel juga menuding jika Ade Armando memiliki tugas lain yaitu mengalihkan isu besar yang sedang terjadi.

"Mungkin diduga kuat ada agenda komunis yg dijalankan untuk mengadu domba umat beragama dan bertugas untuk terus membuat pengalihan isu atas kasus-kasus besar di negara ini," kata Novel menambahkan.

Maka, dia mengingatkan agar umat Islam hati-hati terhadap jerat propaganda yang diduga kuat model komunis gaya baru seperti Ade Armando. Kepada polisi, Novel berharap mereka segera menjalankan tugasnya dengan benar untuk menangkap Ade Armando.

Langkah FPI mengejar Ade Armando masih berlanjut, yang sebelumnya ditolak Bareskrim Polri, kini membuat laporan kembali, namun kali ini mereka menuju Polda Metro Jaya.

Wakil Sekretaris Umum sekaligus kuasa hukum FPI, Azis Yanuar mengatakan pihaknya sudah melaporkan Ade ke Polda Metro pada Selasa (11/2/2020) malam. "Kami mau menuntut keadilan, kami kejar Ade Armando," kata Azis

Azis menekankan gerak cepat ini untuk mengingatkan agar aparat Kepolisian bisa profesional dalam mengusut pelaporan FPI. Ia masih heran penolakan Bareskrim Polri dalam pelaporan terhadap Ade Armando.

"Karena sangat lucu karena laporannya jelas, pasalnya jelas, unsurnya memenuhi. Namun, tidak mau menerima dengan alasan pokoknya harus ke Dewan Pers dulu," jelasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: