Peneliti WHO Mulai Deteksi Fenomena 'Gunung Es' Virus Corona
Shih mengatakan, kalau bukan itu masalahnya, pemerintah tidak mungkin menambahkan begitu banyak kasus baru dalam satu hari.
"Aspek yang sangat mengganggu dari jumlah baru hari ini adalah bahwa sebagian besar kasus baru terjadi di Wuhan, tetapi bagaimana jika sisa dari Provinsi Hubei masih tidak menyesuaikan metode pelaporan mereka?" ujar ia menanyakan.
Baca Juga: Diprediksi, WHO: Butuh 18 Bulan Ciptakan Vaksin Corona Baru
Bersamaan dengan lonjakan laporan kasus dan kematian kemarin, kantor berita Xinhua melaporkan, kepala Partai Komunis China di Provinsi Hubei dipecat dari jabatannya. Hal ini merupakan pemecatan terbaru dalam barisan pejabat lokal.
Mengutip komite pusat partai, Wali Kota Shanghai Ying Yong telah ditunjuk sebagai sekretaris baru Komite Provinsi Hubei dari Partai Komunis China untuk menggantikan Jiang Chaoliang. Sebelumnya, ketua Partai Komunis Cina dari Komisi Kesehatan Hubei, Zhang Jin; dan direkturnya, Liu Yingzi, juga diganti.
Pada Kamis (13/2/2020), Kementerian Kesehatan Jepang juga mengumumkan, 44 orang lagi di kapal pesiar yang dikarantina di Pelabuhan Yokohama, dekat Tokyo, telah dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Sebanyak 218 orang dari 3.700 penumpang dan awaknya, dinyatakan terinfeksi virus korona.
Menteri Kesehatan Katsunobu Kato mengatakan kepada wartawan, lima dari pasien yang sudah dikirim ke rumah sakit untuk isolasi, dan menjalai perawatan intensif.
Sementara itu, di kapal tersebut ada 75 awak kapal berbangsa Indonesia. Namun, dalam pemeriksaan intensif mereka tidak terpapar Covid-19.
Depresi
Ratusan layanan hotline telepon untuk konseling kesehatan mental terus berdering selama 24 jam di China dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah warga mulai merasa resah, karena wabah virus korona yang tak kunjung usai.
Sebuah survei oleh Chinese Psychology Society yang diterbitkan media pemerintah pada pekan lalu menemukan bahwa dari 18 ribu orang yang disurvei, 42,6 persen tidak merasa cemas atau stres dengan wabah virus corona.
Sementara itu, 5.000 orang dievaluasi untuk gangguan stres pascatrauma (PTSD). Dari jumlah tersebut, sebanyak 21,5 persen memiliki gejala PTSD.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto