Teknologi Agriculture War Room (AWR) saat ini perlu di manfaatkan serta digunakan dalam mempengaruhi bentuk pengelolaan pertanian Indonesia yang 'smart farming'. Teknologi tersebut dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas produksi dalam industri pertanian dengan adanya big data, machine learning, dan Internet of Things (IoT).
"Zaman revolusi industri 4.0 kini, semua bisa direkayasa teknologi. Tidak lagi manual, misalnya sektor pertanian hanya tergantung pada kondisi alam," ujar pakar teknologi informatika sekaligus mantan Rektor Institut Perbanas, Marsudi Wahyu Kisworo di Jakarta, Jumat (14/2/2020).
Baca Juga: Wapres Pacu Peremajaan Sawit Rakyat
Menurut Marsudi, manfaat dari 'smart farming AWR' tersebut tampak pada tersusunnya data pertanian yang valid. Sehingga laporan perkembangan diterima berbasis data.
"Smart farming itu tercipta dari bagaimana keadaan pertanian, pangan kita, lahan sawah yang ada, dapat terpantau cepat berdasarkan data. Bukan lagi klaim atau melihat alam," ucap Marsudi.
Menurut Marsudi dengan AWR mulai dirintis bakal menarik minat generasi milenial menekuni pertanian sebab telah beradaptasi dengan modernisasi zaman.
Di samping itu, Kementerian Pertanian (Kementan) juga saat ini melakukan optimalisasi AWR. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan hal itu guna mendukung percepatan pembangunan pertanian lima tahun ke depan.
"Ini langkah kami untuk meng-update data pertanian. Semua potensi bisa kita lihat dari sini,"kata Mentan Syahrul.
Syahrul Menambahkan AWR berisi himpunan data mengenai produksi pangan, stok pupuk subsidi, luas lahan sawah, masa panen dan lainnya yang dapat tersaji cepat dan setiap waktu.
"Melalui penggunaan AWR diharapkan dapat menjadi jembatan informasi antara pemerintah dan pelaku pertanian di lapangan," pukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: