Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mantan Karyawan Tesla Curhat Buruknya Kerja di Perusahaan Elon Musk: Lingkungan Toxic!

Mantan Karyawan Tesla Curhat Buruknya Kerja di Perusahaan Elon Musk: Lingkungan Toxic! Kredit Foto: Reuters/Pascal Rossignol
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dimiliki oleh orang terkaya dunia, Elon Musk, Tesla menjadi perusahaan yang tidak mudah untuk bekerja. Dari jam kerja yang panjang hingga tekanan bekerja di bawah CEO Elon Musk, menjadi pekerjaan di pembuat mobil listrik ternama dunia ini bisa sangat sulit.

Diwawancarai oleh Business Insider, sembilan mantan karyawan yang bekerja di perusahaan antara tahun 2008 dan 2019 itu menceritakan hal-hal buruk dari pekerjaan mereka yang tidak disukai, namun mereka meminta namanya ditutupi karena takut pembalasan dari Tesla.

Inilah yang dikatakan mantan karyawan Tesla!

Baca Juga: Perusahaan Elon Musk Tesla Kena Protes di Berlin sampai Harus Menghentikan Operasinya

Lingkungan 'toxic'

"Bagian terburuk adalah lingkungan toxic yang diciptakan Elon Musk yakni target peregangan yang tidak realistis untuk mencapainya,” kata seorang mantan manajer yang bekerja langsung dengan Musk, dikutip dari Business Insider di Jakarta, Kamis (20/2/20).

“Ini adalah budaya di mana jika Anda tidak memiliki solusi untuk menyelesaikan masalah dalam beberapa hari atau satu atau dua minggu, Anda pergi. Jadi lebih baik tutup mulut saja. "

Menghadapi rasa sakit yang tumbuh di perusahaan

"Yang terburuk hanyalah rasa sakit yang tumbuh dari bekerja dengan perusahaan yang lebih baru," kata seorang mantan tenaga penjualan yang meninggalkan perusahaan pada tahun 2018.

“Terkadang memang terasa seperti startup tahap akhir."

Karyawan merasa Tesla tidak peduli dengan mereka

"Bagian terburuknya adalah memiliki perasaan konstan bahwa perusahaan Anda sama sekali tidak peduli dengan Anda, bahwa Anda sama sekali tidak penting," kata mantan tenaga penjual lain, yang meninggalkan perusahaan pada 2019.

Karyawan itu mengatakan mereka merasa seolah-olah Tesla tidak memberikan perhatian yang cukup pada divisi solar. Tesla juga memotong komisi yang diberikannya kepada tenaga penjualan selama waktu mereka di sana.

Bekerja berjam-jam

Seorang mantan supervisor produksi yang meninggalkan perusahaan pada tahun 2019 mengatakan dia hampir bercerai karena dia menghabiskan begitu banyak waktu di tempat kerja. Dia mengatakan bekerja hingga 70 jam per minggu bukanlah hal yang aneh.

"Saya bersyukur saya dipecat, karena saya banyak bekerja dan sekarang pernikahan saya lebih baik," katanya.

Mantan karyawan produksi lain yang bekerja untuk perusahaan lebih dari 10 tahun yang lalu mengungkapkan sentimen serupa.

"Saya punya dua anak muda di rumah dan saya tidak melihat mereka tumbuh dewasa," katanya.

Bagaimana pelanggan diperlakukan

"Ada beberapa kali saya memiliki pelanggan yang memiliki pengalaman buruk dan saya harus meningkatkannya dan saya akan mencoba untuk mendapatkan layanan gratis pelanggan selama satu atau dua tahun," tambahnya.

"Dan setiap kali saya melakukan itu, mereka memberi saya kesulitan.”

Kurangnya rasa aman dalam bekerja

Seorang mantan karyawan produksi yang meninggalkan perusahaan beberapa bulan setelah di PHK Juni 2018 mengatakan dia tidak merasa akan kehilangan pekerjaan pada hari itu.

Fluktuasi harga saham

Seorang mantan karyawan yang meninggalkan perusahaan pada tahun 2019 mengatakan dia tidak suka bagaimana harga saham Tesla dapat berfluktuasi karena tweet dari Musk atau perhatian dari Securities and Exchange Commission.

Ketidakpastian tentang masa depan Tesla

Seorang mantan karyawan pengantar barang yang meninggalkan perusahaan pada tahun 2019 mengatakan bagian yang paling tidak disukai dari pekerjaannya adalah sudah bekerja sangat berhati-hati tapi tidak tahu apakah kita akan berhasil atau tidak.

"Kamu harus bekerja sendiri menjadi pengharapan yang salah," katanya.

Mengenai curhatan mantan karyawannya, Tesla tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari cerita ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: