Pekan lalu pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) memberitahu anggota Kongres tentang intervensi Rusia dalam pemilihan presiden 2020. Salah satu orang yang mengetahui pertemuan itu mengatakan intervensi dilakukan untuk meningkatkan ketidakpercayaan pada suara dan mendorong Presiden Donald Trump terpilih kembali.
Sumber yang tidak menyebutkan namanya mengatakan dalam rapat House of Representative tersebut sekutu Trump dari partai Republik mempertanyakan asesmen pejabat dari Kantor Intelijen Nasional. Ia mengatakan hal itu sudah diduga sebelumnya.
"Respons orang-orang Partai Republik seperti yang Anda duga, mereka menjadi gila, mereka mempertanyakan intelijen," kata sumber tersebut, Jumat (21/2).
Baca Juga: Tak Acuhkan Trump, Rusia Dukung Suriah dalam Perang di Idlib
Sumber mengatakan dalam pertemuan tertutup tersebut pejabat intelijen memperingkatkan Rusia berusaha untuk menurunkan kepercayaan terhadap integritas suara dalam pemungutan suara 3 November mendatang. Di saat yang sama mendorong Trump terpilih kembali untuk periode kedua.
"Saat mereka melakukannya, mereka (Rusia) memfavoritkan salah satu kandidat," kata salah sumber tersebut.
Ia menambahkan pejabat intelijen yang tampil dihadapan komite House mengatakan kandidat itu adalah Trump. Sumber menolak menjelaskannya lebih lanjut. Komite partai Republik belum memberikan tanggapan permintaan komentar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: