Backlog
Ya, bagi kalangan milenial seperti Ben dan Zia, apa yang dilakukan oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dengan menyediakan one stop solution kebutuhan perumahan dalam satu aplikasi tentu sangat membantu dan memudahkan.
Hal ini sesuai dengan strategi yang memang dipilih oleh BTN sebagai penguasa pasar di sektor pembiayaan perumahan untuk berkontribusi maksimal dalam mengurai permasalahan backlog hunian, terutama pada segmen kalangan muda, khususnya bagi generasi milenial.
Sebagaimana yang tergambar dari data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), di mana saat ini diperkirakan sedikitnya 81 juta jiwa dari kalangan milenial yang belum memiliki rumah.
"Ini menurut kami adalah permasalahan serius. Ada gap antara sektor perumahan yang ada sekarang dengan perkembangan di masyarakat, di mana usia produktif saat ini semakin didominasi oleh generasi milenial yang secara habbit dan kebutuhan layanannya sedikit berbeda. Kami sebagai pemain utama (di pembiayaan perumahan) harus paham betul dengan kondisi ini," ujar Direktur Utama BTN, Pahala N Mansury, saat ditemui di Jakarta, awal bulan ini.
Menurut Pahala, pihaknya kini telah menyiapkan sedikitnya lima langkah strategis guna secara khusus merangkul potensi nasabah dari kalangan milenial ini, mulai dari sekadar menyimpan dana, mengajukan kredit perumahan hingga berbagai transaksi lainnya.
Peningkatan akses digital masyarakat terhadap layanan BTN, seperti halnya melalui BTN Properti, salah satu dari kelima strategi tersebut.
"(Strategi) Pertama adalah meningkatkan berbagai lini digital (BTN). Kita sama-sama tahu milenial ini selalu menginginkan hal yang praktis. Lewat berbagai kemudahan digital yang ada, kami ingin agar para milenial ini bisa menjadikan BTN sebagai rumah yang nyaman dalam bertransaksi maupun memiliki hunian," tutur pria berkacamata ini.
Sedangkan untuk strategi kedua, menurut Pahala, adalah mengembangkan berbagai segmen bisnis berikut infrastrukturnya. Untuk menunjang strategi tersebut, diperlukan strategi selanjutnya berupa mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), baik dalam hal produktivitas maupun juga dalam hal kapasitas kerja. Strategi tersebut digelar dengan tetap mengedepankan azas prudentialitas.
"(Strategi) Berikutnya, kami juga sedang bersiap menerapkan bisnis model baru yang lebih berfokus pada sektor ritel dan wholesale funding. (Strategi) Ini (diambil) untuk dapat menekan posisi biaya dana demi mendongkrak profitabilitas perusahaan. Selain itu, kami juga tidak ingin hanya dikenal sebagai bank (spesialis pembiayaan) perumahan saja. Kami juga ingin menempatkan posisi sebagai tempat menabungnya para milenial dengan berbagai kemudahan yang diinginkannya," papar Pahala.
Terakhir, strategi kelima, BTN saat ini juga terus mengakselerasi kemitraan dengan berbagai sektor, baik dari sisi pengembang hiingga para pelaku di segmen teknologi keuangan (financial technology/fintech).
Keberadaan pelaku fintech dinilai penting sebagai partner bagi BTN dalam memperluas layanan dalam bentuk-bentuk alternatif yang selama ini belum banyak digarap oleh sektor perbankan.
Sedangkan jalinan kerja sama dengan pengembang diharapkan dapat menghasilkan sebuah produk hunian yang lebih sesuai permintaan pasar, dengan berbagai fasilitas yang juga sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini, terutama bagi kalangan milenial.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: