Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lagi-lagi Jakarta Terendam, Pengamat Cela Gagasan Anies Gak Jelas

Lagi-lagi Jakarta Terendam, Pengamat Cela Gagasan Anies Gak Jelas Kredit Foto: BNPB

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Minggu (23/2/2020) pukul 09.00 WIB, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi Minggu dini hari membuat 55 kelurahan di Jakarta terendam banjir. Jumlah pengungsinya mencapai 846 jiwa.

Dalam situs resminya, BNPB menyatakan banjir disebabkan curah hujan tinggi dan air dari luapan sungai.

 

Bagaimana Prediksi BMKG?

Badan Meteorologi Klomatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Jakarta dan sekitarnya masih diguyur hujan lebat hingga tiga hari ke depan.

Prakirawan cuaca BMKG, Irsal Yuliandri mengatakan, hujan akan berlangsung di pertengahan malam dan dini hari.

"Intensitasnya bisa sedang hingga lebat disertai dengan kilat petir," kata Irsal saat dihubungi, Minggu (23/2/2020).

Lebih lanjut Irsal mengatakan, secara umum cuaca ekstrem akan berlangsung hingga Maret 2020 mendatang, termasuk wilayah Jabodetabek.

"Untuk Sumatera bagian Selatan, kemudian sebagian Jawa mulai dari Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, NTB hingga NTT memang dari bagian iklim klimatologi BMKG prakiraan puncak musim hujannya di Februari dan Maret," katanya.

Apa Langkah Pemprov DKI Jakarta?

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Juaini sebelumnya mengatakan dalam jangka pendek Pemprov DKI Jakarta akan memaksimalkan pompa penyedot air.

"Jangka pendek, kita maksimalkan pompa-pompa yang deket lokasi, yang kena dampak," ucap Juaini, Kamis (20/2/2020).

Sementara itu, untuk jangka panjang, Pemprov DKI Jakarta akan membuat waduk di daerah hulu yang akan melibatkan pemerintah daerah lainnya. Pihak DKI juga akan melakukan pengerukan sungai-sungai besar.

Pun, Gubernur Anies Baswedan mengatakan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta akibat hujan lokal. Kata dia, genangan air akan surut diikuti turunnya permukaan air laut. "Dengan permukaan air laut yang surut, Inshaallah nanti penurunan akan lebih cepat," katanya kepada media, Minggu (23/2/2020).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: