Gara-Gara Corona, Maskapai Penerbangan di Asia Pasifik Rugi US$27,8 Miliar
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menyebutkan, maskapai penerbangan yang beroperasi di wilayah Asia Pasifik tahun ini kehilangan pendapatan gabungan sebesar US$27,8 miliar akibat wabah virus corona.
Perkiraan ini didasarkan pada proyeksi penurunan 13 persen permintaan penumpang setahun penuh, sebagian besar di China.
Baca Juga: Netanyahu Janji Adakan Penerbangan Langsung Tel Aviv-Makkah
"Ini akan menjadi tahun yang sangat sulit bagi maskapai penerbangan. Namun, menghentikan penyebaran virus adalah prioritas utama," ujar CEO IATA, Alexandre de Juniac, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis (20/02/2020).
IATA memperkirakan, COVID-19 berperilaku seperti wabah SARS yang terjadi hampir dua dekade lalu. Ditandai dengan penurunan permintaan penumpang yang cukup tajam dalam periode enam bulan lalu diikuti pemulihan yang sama cepatnya.
"Penurunan permintaan perjalanan udara ini akan menjadi yang pertama sejak krisis keuangan 2008-2009," kata de Juniac.
Maskapai penerbangan di pasar domestik China saja diperkirakan kehilangan pendapatan sekitar US$12,8 miliar. Operator penerbangan di luar kawasan Asia Pasifik menderita kerugian sebesar US$1,5 miliar.
"Hal ini membuat pendapatan maskapai di seluruh dunia yang hilang akibat virus menjadi US$29,3 miliar," ungkap IATA.
Namun, IATA juga memperingatkan, jika virus menyebar lebih luas ke pasar Asia Pasifik, dampak pada maskapai dari kawasan lain akan lebih besar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: