Korea Selatan (Korsel) akan memeriksa lebih dari 200.000 anggota gereja di pusat peningkatan kasus virus corona. Bersamaan dengan itu, sejumlah negara meningkatkan upaya menghentikan wabah virus yang muncul pertama kali di China dan sekarang menyebar di Eropa serta Timur Tengah.
Lebih dari 80.000 orang terinfeksi di China sejak wabah mulai muncul, diduga dari pasar binatang liar di pusat kota Wuhan tahun lalu.
Korban tewas di China mencapai 2.663 orang pada akhir Senin (24/2), meningkat 71 dari hari sebelumnya. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah di China mencapai puncak antara 23 Januari dan 2 Februari dan telah turun sejak saat itu.
Baca Juga: Bertambah, Infeksi Corona Covid-19 di Korea Selatan Capai 977 Kasus
Sekitar 68% kasus di Korsel terkait dengan Gereja Yesus Shincheonji, tempat wabah diduga diawali oleh seorang wanita berumur 61 tahun. Tidak diketahui bagaimana wanita itu bisa terinfeksi.
Gereja menyatakan pihaknya akan memberikan nama-nama semua anggotanya di Korsel, diperkirakan oleh media sekitar 215.000 orang. Pemerintah akan menguji mereka semua sesegera mungkin.
"Penting untuk mengetes semau anggota gereja untuk mengatasi wabah virus dan mengatasi kekhawatiran publik," ungkap pernyataan pemerintah Korsel.
Militer AS dan Korsel menyatakan mereka mungkin menunda latihan gabungan akibat virus itu, dalam salah satu langkah nyata pertama berkurangnya aktivitas militer AS secara global. Pengumuman itu muncul saat kunjungan ke Pentagon oleh Menteri Pertahanan Korsel Jeong Kyeong-doo yang menyatakan 13 tentara Korsel terjangkit virus itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: