Selain kebun hidroponik, Hankook Tire juga mendorong masyarakat setempat untuk mengelola sampah dengan lebih baik melalui pemilihan sampah rumah tangga yang disalurkan ke bank sampah dan komposer. Sampah organik tersebut kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi kegiatan urban farming.
Sementara itu, pembuatan biopori air bertujuan meminimalisasi genangan ketika musim hujan datang sehingga kawasan pedesaan dapat bebas dari banjir.
Setelah Desa Cicau yang menjadi percontohan program, Ade Mahendra mengungkapkan harapan dan rencana perusahaan agar program ini dapat diterapkan ke berbagai desa lainnya.
Baca Juga: Salahnya Anies, Mengapa Mau Jadi Gubernur DKI?
"Ke depannya Hankook ingin memperluas area perkebunan, mendirikan sentra tanaman hias serta pupuk kompos, dan memproduksi komoditas lain yang mempunyai nilai jual agar dapat mendukung perekonomian masyarakat lokal. Kami berkomitmen untuk terus menjalankan program ini, lewat pendampingan dan pembinaan yang intens kepada masyarakat peserta program," tutupnya.
Dalam program yang sudah berjalan sejak Juni 2019 ini, kembali digelar panen massal yang dilakukan oleh Assistant Manager CSR & Public Relations PT Hankook Tire Indonesia Ade Mahendra, Kepala Desa Cicau Maman M Fahlefi, serta segenap masyarakat pemerhati lingkungan.
Periode program kali ini diikuti sebanyak 30 warga desa, dan memproduksi berbagai macam sayuran dan tanaman hias. Jenis sayuran tersebut antara lain kangkung, bayam, pakcoy, dan selada air, serta tanaman hias antara lain pucuk merah, brokoli kuning, brokoli hijau, bambu air, lavender, dan lainnya.
Harga yang diterapkan bagi produksi ini relatif kompetitif dengan harga pasaran, yaitu Rp5.000 per 200 gram untuk jenis sayuran sawi, pakcoy, dan selada air.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: