Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IPB: Sektor Pertanian Bisa Jadi Alternatif Atasi Defisit Negara

IPB: Sektor Pertanian Bisa Jadi Alternatif Atasi Defisit Negara Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institur Pertanian Bogor (IPB), Sahara, menyampaikan bahwa produk pertanian bisa menjadi solusi alternatif dalam mengatasi defisit neraca perdagangan Indonesia.

Sektor pertanian, kata Sahara, merupakan aset negara yang harus dijaga bersama. Terlebih, Indonesia adalah negara besar dengan karakteristik agraris yang kaya akan sumber daya alam berikut rempahnya.

Baca Juga: Petani Sorong Bahagia Terima KUR Pertanian

"Setelah kami analisis, ternyata sektor pertanian memiliki potensi yang sangat besar untuk mengatasi defisit. Bahkan saya optimistis sektor ini memberikan kontribusi lebih kepada negara," kata Sahara, Kamis (27/2/2020).

Sahara mengatakan, perkebunan dan perikanan adalah dua subsektor yang paling berpotensi dalam meningkatkan kinerja ekspor nonmigas ke depan. Keduanya merupakan produk pertanian yang kini menjadi kebutuhan utama masyarakat dunia.

"Kita bisa lihat dari surplusnya perdagangan perkebunan hingga mencapai US$25.073,85 juta para periode 2012-2017. Begitu juga surplus perdagangan dari hasil perikanan cukup menjanjikan," ujarnya.

Suhara mengatakan, ada tiga faktor penting yang memengaruhi naiknya kinerja ekspor pertanian. Ketiganya adalah faktor kualitas logistik, faktor hambatan perdagangan tarif, dan faktor hambatan perdagangan nontarif.

"Namun, kita berharap peningkatan eskpor bisa terus meningkat dengan memperhatikan kualitas produksi pertanian. Sejauh ini, saya juga optimis karena pemerintah memiliki program jangka panjang Geratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor)," katanya.

Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit di tahun 2018 dan awal tahun 2019 yang memberikan beban bagi devisa negara. Nilai neraca perdagangan yang defisit menunjukkan bahwa nilai barang dan jasa yang diimpor oleh Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan nilai barang dan jasa yang diekspor ke negara lain.

"Yang pasti saya berharap semua sektor pertanian sama-sama memiliki peluang untuk bisa berkontribusi. Saya yakin dalam waktu dekat ini semua sektor tersebut bisa tumbuh dan memberikan hasil yang signifikan," tutup Sahara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: