Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ancaman Corona Kala Fluktuatifnya Harga CPO

Ancaman Corona Kala Fluktuatifnya Harga CPO BPDP Kelapa Sawit menyelenggarakan Palm Oil Edu Talk to School di MAN Insan Cendekia Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu 29/2). Hadir sebagai pembicara pada even ini adalah Achmad Maulizal Sutawijaya-Kepala Divisi Perusahaan BPDP Kelapa sawit, Tofan Mahdi-Ketua Bidang Komunikasi GAPKI, Dian Wulan P.S. Murniadi-Head of Corporate Communication PT Sinar Mas Agribusiness and Food, dan Muhamad Ihsan-CEO dan Pemimpin Redaksi Wartaekonomi.co.id | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sawit sebagai salah satu komoditas bergengsi sedang menghadapi ancaman dari Virus Corona. Harga CPO (Crude Palm Oil) yang cenderung fluktuatif kini harus berhadapan dengan tantangan baru.

"Ketika memasuki bulan Januari, seperti yang diketahui dampak dari Corona Virus, memang sempat ada beberapa kajian, termasuk juga dari pemerintah, memang harus dilakukan penurunan harga terhadap sawit," ujar Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit Achmad Maulizal Sutawijaya di acara Palm Oil Edi Talk di MAN Insan Cendekia, Sabtu (29/2/2020).

Baca Juga: CPO Indonesia Miliki Keunggulan Komparatif, Tapi Kok?

Idealnya, harga CPO sendiri harus berada di kisaran USD 700 per ton. Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebut realisasinya di tahun 2019, CPO pernah di angka USD 520/MT di bulan September 2019.

Bukan fluktuatif namanya jika hanya turun. Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Tofan Mahdi mengatakan harga CPO kembali naik diatas angka ideal.

"Bahkan bulan Januari sempat diatas USD 800 per ton," katanya.

Baca Juga: Harga CPO & TBS: Berhentilah Corona!

Tantangan baru yang harus dihadapi komoditas penuh pro kontra ini tidak sepele. Virus yang mengancam hampir seluruh ekosistem industri ini perlahan, menempelkan pisau tajam ke leher harga CPO.

"Bahkan ada beberapa kajian yang mengatakan mungkin akan sangat signifikan turunnya. Bisa sampai 20 sampai 30 persen. Karena beberapa pasar utama pembeli sawit kita terkena, seperti China. Seperti kita lihat sendiri, China pembeli yang cukup besar," tutur Achmad.

Senada dengan Achmad, Tofan meyakini hal tersebut. Namun, menurutnya saat ini ia belum bisa memastikan seberapa terdampak harga CPO ketika berhadapan dengan Corona.

Memasuki bulan ketika Corona sedang menjadi sorotan dunia, CPO menurut Tofan sedang berada di angka ideal.

"Sekarang masih di kisaran USD 700an. Kita harap tidak turun lebih jauh," katanya.

Tahun lalu, data GAPKI menyebut jumlah total produksi olahan sawit mencapai 51 juta ton, yang terdiri dari CPO dan PKO (Palm Kernel Oil).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: