Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) telah membuat pernyataan resmi terkait serangan virus corona (2019-nCoV) sebagai the first global health emergency yang dampaknya akan memengaruhi pasar dan pertumbuhan ekonomi global.
Berdasarkan live update peta Gis and Data, total kasus corona yang terkonfirmasi per 18 Februari 2020 mencapai 72.508 kasus yang sebanyak 99%-nya dilaporkan terjadi di China dan sisanya menyebar ke negara lain, seperti Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, AS, Malaysia hingga Italia.
Serangan virus ini telah menyebabkan kematian sebanyak 1.869 kasus di berbagai negara. Untuk mencegah penyebaran wabah virus tersebut, Pemerintah China telah melakukan policy lock-down atau mengisolasi 16 kota di China yang memiliki lebih dari 50 juta penduduk sejak Januari 2020 lalu. Kondisi tersebut menyebabkan aktivitas perekonomian masyarakat di China mengalami penurunan.
Baca Juga: Gara-gara Corona, Deretan Industri Teknologi Ini Bakal Terpukul
Mengutip PASPI, Indonesia termasuk salah satu negara yang berpotensi besar terdampak pelemahan pertumbuhan ekonomi China akibat mewabahnya virus corona tersebut. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia meliputi tiga sektor, yakni sektor pariwisata, investasi, dan perdagangan.
Pada sektor pariwisata, isolasi masyarakat China yang juga didukung oleh kebijakan Pemerintah Indonesia untuk menutup dan membatasi wisatawan asal Negeri Tirai Bambu tersebut akan berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan China ke Indonesia.
Di sektor investasi, aliran investasi asing asal China ke Indonesia akan terganggu padahal China merupakan negara penanaman modal asing (PMA) terbesar kedua di Indonesia setelah Singapura.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti