Dalam kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Tengah, Komisi IV DPR RI mendesak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kluster pangan agar mengutamakan kepentingan petani. Usaha yang dilakukannya harus berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani.
Hal tersebut mengemuka pada rapat kerja yang digelar di kantor PT Perkebunan Nusantara 9 (PTPN 9) di Semarang, Sabtu (29/2/2020).
Menurut Wakil Ketua Komisi IV, Hasan Aminuddin, sebagai perusahaan negara, BUMN di sektor pangan ini tidak hanya berorientasi keuntungan, tapi seberapa besar upaya pembinaannya kepada petani.
Baca Juga: Rawan Pangan Jadi Tantangan Penanganan Stunting Anak Negeri
Ia mencontohkan, PTPN 9 yang 66 persen lahan perkebunan tebunya milik rakyat, harus menjamin tidak hanya menyerap hasil tebu petani, tapi memberikan pembinaan kepada para petani tersebut.
"PTPN harus memberikan perlindungan kepada petani. Petani yang memenuhi syarat untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, harus dibantu,” ucapnya.
PTPN 9, lanjut Hasan, diminta tidak membiarkan adanya praktik koordinator yang menguasai lahan tebu petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Pupuk bersubsidi ini, khusus untuk petani yang lahannya kurang dari dua hektar, kalau ada pihak yang mengkoordinir petani dan mengambil keuntungangan, jangan dibiarkan. Bayangkan kalau dia menguasai 600 hektar lahan dari para petani yang lahannya kurang dari dua hektar, berapa keuntungan yang dia dapat, sementara petaninya tidak dapat kemudahan," tegasnya.
Sementara itu, anggota Komisi IV, Endang Setyawati meminta PT Bedikari untuk mengembangkan komoditas ayam lokal. Sebagai negara dengan kekayaan nutfah nomor dua di dunia, papar Endang, sudah seharusnya digali dan dikembangkan. "Masak untuk Grand Parent Stock unggas, kita harus impor dari Perancis? Padahal kita punya jenis unggas unggul," paparnya.
Hal senada juga diungkapkan anggota Komisi IV lainnya, Mindo Sianipar. Mindset pengelola BUMN sektor pangan agar tidak lagi berorientasi impor, tapi lebih mengutamakan potensi lokal. Ia juga meminta kepada PT Sang Hyang Seri, melakukan pembinaan dan kerjasama dengan para petani penangkar bibit padi yang ada di daerah. "Banyak penangkar benih di daerah yang sudah memiliki bibit padi yang baik. Ini jika dibina bisa mengembangkan potensi lokal yang ada," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman