Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Energi Terbarukan Melimpah, Menteri Arifin Optimis Wujudkan Kemandirian Energi

Energi Terbarukan Melimpah, Menteri Arifin Optimis Wujudkan Kemandirian Energi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Menteri Arifin Tasrif kembali menegaskan melimpahnya sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia dan diharapkan mampu mewujudkan kemandirian energi di masa mendatang.

Menurut Menteri Arifin, hal ini akan membantu terciptanya ketahanan energi nasional melalui berbagai inovasi.

Baca Juga: Di Jakarta Forum Energi, Menteri Arifin Bicarakan Penggunaan Energi Terbarukan

"Kita punya sumber (energi) melimpah. Tantangan kita ini bagaimana bisa menghasilkan kecukupan energi. Selama ini kita masih mengambil dari sumber-sumber yang konvensional, batubara dan fosil. Makin ke depan, sumber ini akan menipis," jelas Arifin di Jakarta Energy Forum 2020 di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Arifin mengharapkan keseriusan semua pihak dalam mengembangkan potensi energi lokal yang ramah lingkungan. Pemanfaatan energi lokal diyakini mampu menciptakan kemandirian energi di masa mendatang. "Kita harapkan bahwa apabila program ini berjalan, kita bisa memotong volume impor dan biaya-biaya logistik," jelas Arifin.

Tingginya angka impor saat ini, sambung Arifin, menyebabkan neraca perdagangan Indonesia masih defisit. Ia menggambarkan pada tahun 2018, total impor mencapai US$ 22 miliar lantaran tidak adanya keseimbangan antara ketersediaan pasokan dan permintaan.

Lebih lanjut, Arifin menekankan melalui kebijakan-kebijakan yang tepat, berani, dan agresif, yaitu dengan mengonversikan BBM ke bioenergi, Indonesia berhasil menurunkan angka impornya menjadi US$ 19 miliar. "Angka (selisih) US$ 3 miliar itu signifikan perubahannya," tambah Arifin.

Guna memperbaiki lingkungan, Arifin menegaskan, sudah saatnya Indonesia beralih pada pengembangan EBT. Ia pun mencontohkan Jakarta sebagai ibu kota Indonesia memiliki kadar emisinya di atas 40 persen. Hal ini memengaruhi kualitas kesehatan masyarakat.

"Di ASEAN, kadar emisi Jakarta paling tinggi. Maka dari itu, memang energi dari matahari betul-betul kita galakkan dan intensifkan, kita mempunyai lapangan bagaimana ini atap-atap rumah, atap gudang bisa dipasang panel-panel untuk ke depannya," pungkas Arifin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: