Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Hanya Berdalih saat Disebut Teknologi Rudal Hipersoniknya Tertinggal dari Rusia

AS Hanya Berdalih saat Disebut Teknologi Rudal Hipersoniknya Tertinggal dari Rusia Kredit Foto: Northern Fleet press service/TASS/Vladimir Ivashchenko
Warta Ekonomi, Washington -

Pejabat Pentagon berusaha menjawab pertanyaan tentang kondisi Amerika Serikat (AS) yang tertinggal dari Rusia dan China dalam pengembangan rudal hipersonik. Pejabat itu mencoba menepis anggapan bahwa Washington tertinggal.

"Ini yang kita dapatkan banyak, sungguh," kata Mike White, seorang asisten direktur hipersonik di Pentagon dalam jumpa pers hari Senin waktu Washington, menanggapi pertanyaan dari Washington Examiner tentang bagaimana Rusia telah menguji coba rudal hipersonik sedangkan AS masih dalam fase eksperimental pengembangan.

Baca Juga: Makin Kuat, Militer Rusia Lengkapi Persenjataan Pakai S-350 Penghancur Rudal Jelajah

"Dalam beberapa dekade terakhir, kami telah menjadi pemimpin dunia dalam teknologi hipersonik, tetapi kami telah secara konsisten membuat keputusan untuk tidak beralih ke aplikasi senjata dan membangun sistem senjata dari teknologi hipersonik yang sedang kami kerjakan di laboratorium," katanya yang dilansir Rabu (4/3/2020).

Kecepatan hipersonik didefinisikan sebagai lima kali kecepatan suara. Rudal jelajah hipersonik modern dapat melesat hingga 15 kali kecepatan suara dan bermanuver saat dalam penerbangan, yang membuat senjata semacam itu sangat sulit dilawan.

Rusia memulai penelitian senjata hipersonik sekitar waktu yang sama dengan AS pada akhir 1940-an, membangun warisan Perang Dingin Uni Soviet.

Hari ini, Rusia dilaporkan telah menguji beberapa senjata hipersonik yang dapat diluncurkan dari kapal perang permukaan, kapal selam, rudal balistik, maupun melalui udara.

Direktur Penelitian dan Teknik Pertahanan untuk Modernisasi Departemen Pertahanan AS, Mark Lewis, mengatakan investasi AS besar dalam penelitian teknologi hipersonik. Menurutnya, China mempelajari penelitian tersebut.

"Kami telah menerbitkan secara luas, dan mereka telah membaca makalah kami," kata Lewis. "Jadi, kami membuatnya relatif mudah bagi orang untuk mengambil bola dari kami."

China telah memamerkan rudal anti-kapal barunya di sebuah parade militer musim gugur lalu dan sedang berupaya memperluas jangkauannya.

Lewis mengatakan, memasukkan senjata hipersonik sekarang menjadi prioritas utama AS, menggemakan komentar Jenderal Terrence O'Shaughnessy, komandan Komando Pertahanan Luar Angkasa Amerika Utara dan Komando Utara AS, dalam sidang Komite Layanan Bersenjata Senat Februari lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: