Akhir pekan sering menjadi momentum yang tepat bagi pelaku pasar untuk mendulang cuan. Setelah puas mengoleksi aset-aset berisiko dengan kenaikan yang fantastis, kini saatnya asing kembali pada aset keuangan safe haven, dolar AS. Alhasil, mata uang Paman Sam itu ramai-ramai disambar dan menjadi salah satu mata uang paling perkasa di dunia bersama dengan poundsterling, franc, dan yen.
Baca Juga: Global Balas Dendam, Nasib Rupiah di Ujung Tanduk!
Sebagai mata uang paling perkasa, dolar AS tanpa ragu menekan hampir seluruh mata uang, terutama pasukan mata uang Asia yang pagi ini ikut lumpuh, yakni dolar Taiwan, baht, dolar Singapura, won, dolar Hong Kong, dan rupiah. Sejak pembukaan pasar, rupiah sudah terdepresiasi -0,14% ke level Rp14.180 per dolar AS.
Baca Juga: Banyak Perusahaan Hengkang karena Virus Corona, China Gak Punya Banyak Waktu Buat. . . .
Depresiasi itu terus bertambah lantaran rupiah tak punya amunisi lebih untuk melawan. Apalagi, rupiah ikut dibebani oleh sentimen teknikal, di mana rupiah sudah menguat 0,47% dalam sepekan sehingga wajar untuk terkena tekanan jual. Hingga pukul 09.50 WIB, rupiah terkoreksi -0,78% ke level Rp14.280 per dolar AS. Sang Garuda juga memerah di hadapan dolar Australia (-0,49%), euro (-0,74%), dan poundsterling (-0,82%).
Nilai tukar rupiah semakin ambyar tatkala mayoitas mata uang Asia ikut menyerang. Berada di posisi kedua terbawah setelah ringgit (0,03%), rupiah tak berdaya di hadapan yen (-0,92%), dolar Hong Kong (-0,77%), dolar Taiwan (-0,65%), dolar Singapura (-0,59%), won (-0,50%), yuan (-0,44%), dan baht (-0,29%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: