Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rahasia Sukses Bos Bhinneka Life: Jangan Lupa Bersyukur!

Rahasia Sukses Bos Bhinneka Life: Jangan Lupa Bersyukur! Direktur Utama Bhinneka Life Wiroyo Karsono | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bhinneka Life Indonesia (Bhinneka Life) berhasil keluar dari lubang jarum di 2019. Meskipun dihadapi perlambatan ekonomi global dan domestik, kinerja Bhinneka Life tetap kinclong di tahun politik tersebut.

Di 2019, aset Bhinneka Life tercatat tumbuh 16% menjadi Rp1,94 triliun dari sebelumnya Rp1,68 triliun. Sementara laba komprehensif (unaudited) naik hampir dari kali lipat dari Rp18 miliar ke Rp35 miliar.

Capaian ini tentu tak lepas dari strategi ciamik Wiroyo Karsono yang menahkodai asuransi yang baru seumur jagung tersebut. Wiroyo menuturkan, capaian positif ini didukung oleh para agen Bhinneka Life yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Mantap, Inovasi Digital Bhinneka Life Diganjar Penghargaan

Selain itu, sejumlah strategi lain juga dilakukan dalam menggarap pasar asuransi, termasuk pasar milenial. Seperti apa strateginya? Bagaimana Bhinneka Life memperlakukan generasi milenial sebagai pangsa pasar yang besar? Berikut petikan wawancara Warta Ekonomi dengan Direktur Utama Bhinnneka Life Wiroyo Karsono.

Untuk tahun ini apa yang ingin dicapai?

Kami akan melanjutkan pertumbuhan kami. Tahun ini kami ambil tema Bersatu, Bertumbuh, Bhinneka Life Maju. Bersatu, kami menyatukan visi kami sama-sama, kami ingin bertumbuh. Ingin jumlah agen bertambah terus, dan tentunya agen membawa nasabah-nasabah baru. Kami juga ingin Bhinneka Life maju dengan inovasi-inovasi, terobosan-terobosan sehingga pelayanan kami terhadap nasabah akan lebih baik lagi.

Bagaimana strategi Bhinneka Life untuk mencapai pertumbuhan tahun ini?

Jadi strategi besar Bhinneka Life, kami melihat pangsa pasar asuransi jiwa penetrasinya masih rendah sekitar 7%, dari 270 juta orang hanya 17-18 juta orang saja yang punya asuransi. Dari 17 juta orang itu, yang punya asuransi jiwa menengah atas dan juga orang kaya. Nah, yang kelas menengahnya yang jumlahnya lebih besar ini kelihatannya belum tersentuhlah, bisa dibilang.

Banyak kelas menengah yang belum paham asuransi atau pahamnya salah atau merasa asuransi terlalu mahal. Nah, itu tentu perlu kami berikan pemahaman yang tepat. Perkiraan saya bisa 50 juta kelas menengah yang pendapatannya Rp5-10 juta.

Di Bhinneka Life sendiri, yang kami tonjolkan menjadi produk unggulan kami, untuk bisa masuk ke kelas menengah, pertama, ada produk namanya BA (Bhinneka Assurance) Protection. Itu memberikan perlindungan seumur hidup.

Yang kedua, pendidikan. Nah, ini juga sangat penting, dan bisa dikatakan kami mendukung salah satu prioritas utama Pak Jokowi, SDM unggul. Artinya, kan pendidikan ke generasi muda. Pendidikan, kita bicara biaya pendidikan dan itu perlu dipersiapkan, makin tahun, makin mahal. Kelas menengah ini umumnya belum menyiapkan biaya pendidikan anak sampai tingkat perguruan tinggi, bahkan SMA pun belum siap.

Jadi, asuransi pendidikan akan menjadi fokus kedua kami. Ada BA Study. Jadi, kami membantu masyarakat mulai menabung. Enggak perlu jutaan, tapi bisa ratusan ribu. Asuransi di sini juga seperti nabung Rp150 ribu sebulan dan ketika anak masuk SMA, dananya sudah ada.

Saat ini komposisi kelas menengah Bhinneka Life?

Secara overall sekitar 80% nasabah kami kelas menengah dan tetap fokus di kelas menengah karena jumlahnya masih sangat besar. Kedua, sebagian besar belum punya asuransi, dan ketiga, kalau berbisnis sekaligus membantu masyarakat.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: