Tak Disangka Penyuka Gudeg Mercon Ini Tak Sengaja Masuk Dunia Asuransi
Menjadi CEO, apa ini cita-cita Anda?
Enggak juga, dulu malah kecil inginnya jadi insinyur, maka saya sekolah di teknik sipil. Setelah jadi insinyur tahun 1990-an perbankan lagi booming. Banyak teman saya masuk bank, tapi saya lihat kalau semua masuk bank, semuanya berkompetisi dan kebetulan saja saya ada kesempatan masuk di dunia asuransi. Jadi, ini enggak sengaja. Tapi sejak 1995 saya berada di indsutri ini saya merasa sangat betah, bahagia karena asuransi jiwa itu produk yang unik, menarik, dan ajaib yang bisa membantu keluarga pada saat mengalami musibah yang paling berat.
Tantangan yang dihadapi selama menjadi CEO?
Dukungan dari nama besar perusahaan memang sangat besar kontribusinya. Boleh dibilang kamu sukses karena perusahaan kamu besar sih. Nah, ini menjadi tantangan tersendiri saat saya bergabung di Bhinneka Life karena betul-betul perusahaan baru. Jadi, orang kalau dengar Bhinneka Life, pasti banyak yang bertanya apa itu Bhinneka Life?
Tapi ini juga menjadi suatu daya tarik saya dan teman-teman saya. Saya ajak mereka: ayo kita sama-sama di sini kalau kita bisa bikin perusahaan dengan brand lokal. Apalagi perusahaan baru, lalu bisa sukses, maka ini tentunya kesuksesan yang lebih puas dan itu tentu menjadi satu obsesi tersendiri buat kita.
Apa hobi yang sering dilakukan saat waktu senggang?
Hobi saya yang paling menonjol itu hobi makan. Jadi, ke mana-mana selalu yang dicari tempat makan yang enak. Jogja misalnya gudeg mercon. Jadi, tiap kota pasti selalu ada kuliner yang menjadi target.
Makanan yang paling disukai?
Gudeg mercon itu yang paling saya suka karena enak banget. Makanannya pedas dan mereka (jualan) di trotoar, buka jam 21.00. Jadi kalau saya di sana saya sudah tungguin (dari) jam 20.30. Kemudian sate klatak juga favorit. Kalau di Medan ada bihun bebek. Banyak deh kalau diceritain.
Bagaimana mengatur waktu Anda antara keluarga dan pekerjaan?
So far so good ya, jadi enggak lucu juga kalau saya misalnya pensiun kemudian tiap hari di rumah. Mungkin istri saya juga agak bosan lihat saya. Anak-anak saya juga sibuk sekolah. Kalau tiap hari saya ganggu, mereka juga enggak happy. Dengan saya punya kesibukan di kantor seperti ini, juga lebih berkualitas kalau ketemu tuh kayanya lebih hangat karena enggak bisa ketemu terus menerus sehingga lebih berharga. Kan segala sesuatu yang terbatas itu kan lebih berharga. Jadi, so far so good.
Tips sukses seperti Anda?
Yang lebih sukses dari saya banyak banget ya, jadi sukses itu masing-masing. Yang pertama, jangan banding-bandingin kita dengan orang lain. Kalau kita membanding-bandingkan, kita jadi tidak pernah bersyukur. Menurut saya, kita harus bersyukur apa yang kita punya dan selalu melakukan yang terbaik dan berusaha meraih ke tingkat yang lebih tinggi, tapi juga jangan lupa bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti