Taiwan Sukses Cegah Virus Corona Meluas Lewat Kebijakan Masker, Indonesia Bisa Tiru Kok!
Pemerintah Taiwan menerapkan kebijakan cepat dalam pencegahan epidemi Corona COVID-19 menginfeksi dunia termasuk dalam pembelian masker untuk masyarakat. Di Taiwan, sekarang semua orang dapat membeli masker medis, dan harga masker tidak ada kenaikan harga (satu lembar masker setara Rp2.000).
Ada enam kebijakan yang dilakukan Pemerintah Taiwan untuk pencegahan epidemic COVID-19. Bagaimana Taiwan melakukannya?
Baca Juga: Warga pada Panik Corona, Coba Pejabat-pejabat Gak Usah Pakai Masker Deh!
1. Pemerintah Taiwan mengambil tindakan lebih awal untuk pencegahan epidemi
Pemerintah Taiwan memulai pencegahan epidemi sejak dini, mendahului Jepang, Korea Selatan, dan Eropa. Taiwan secara tegas mengadopsi langkah-langkah pencegahan radang paru-paru Wuhan pada 31 Desember tahun lalu.
Setelah epidemi di China berangsur-angsur semakin merebak, Taiwan mendirikan pusat komando epidemi pada 20 Januari untuk menangani upaya pencegahan epidemi nasional. Pemerintah Taiwan telah lama mengakui bahayanya Virus Corona, dan mengupayakan berbagai langkah antiepidemi sejak awal. Ini merupakan kunci penting keberhasilan pencegahan epidemi di Taiwan.
2. Kebijakan masker Pemerintah Taiwan yakni "Membuka Arus Masuk dan Menghemat Arus Keluar"
Dengan pengalaman memerangi SARS pada tahun 2003, pemerintah Taiwan menyadari bahwa masker akan menjadi salah satu benda antiepidemi yang diincar oleh masyarakat. Apalagi ditambah dengan masker yang diproduksi oleh Taiwan yang jumlahnya sangat terbatas.
Lebih dari 80 persen masker diimpor dari luar negeri setiap tahun. Untuk "menghemat arus keluar ", pada 24 Januari pemerintah Taiwan mengumumkan untuk sementara waktu melarang masker medis diekspor ke luar negeri.
3. Keputusan Pemerintah Taiwan untuk membeli masker medis di seluruh negeri dan mendistribusikan serta menjualnya secara nasional
Menyikapi kebutuhan masker yang sangat tinggi dari masyarakat, bahkan terjadi antrian pembelian dan peningkatan harga masker.
Demi meyakinkan publik, pemerintah Taiwan memutuskan untuk meminta masker medis yang diproduksi di seluruh negeri pada awal 31 Januari, dan serentak menugaskan Pusat Komando Epidemi Center untuk distribusikan ke unit medis, serta ke minimarket dan apotek nasional untuk dijual dengan harga yang sama kepada warga di seluruh negeri.
Sejak itu, harga masker medis di Taiwan ditetapkan dengan harga yang sama oleh pemerintah, dan tidak akan ada kenaikan harga.
Keberhasilan dari kebijakan masker pemerintah Taiwan ini telah mulai diterapkan oleh negara lainnya, misalnya, Perancis pada tanggal 3 Maret mengumumkan bahwa mereka akan membeli dan mengumpulkan masker untuk mendistribusikannya secara nasional.
4. Taiwan membentuk "Tim Nasional Masker" dan secara aktif "Membuka Arus Masuk" masker
Karena produksi masker di Taiwan sangat terbatas, untuk memenuhi permintaan domestik, pemerintah Taiwan memutuskan untuk berinvestasi sekitar NT 200 juta dolar (sekitar Rp95 miliar) pada 31 Januari, berharap dapat menambah 60 jalur produksi masker dalam waktu yang singkat.
Akibatnya, lusinan produsen mesin dan teknologi besar Taiwan secara aktif merespons kebijakan pemerintah, dan menyediakan sumber daya manusia secara sukarela dan material secara gratis untuk membentuk tim masker nasional untuk bersama-sama membangun jalur produksi masker tambahan.
Berkat upaya semua orang, yang semula untuk membangun 60 jalur produksi masker diperlukan waktu enam bulan, bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari sebulan, yang memungkinkan produksi masker medis Taiwan meningkat jadi 10 juta lembar per hari pada awal Maret.
Selain ini, Pemerintah Taiwan telah menginvestasikan tambahan 30 jalur produksi yang baru lagi, dan diharapkan akan selesai secara bertahap pada akhir Maret untuk meningkatkan produksi masker. Pada saat itu, Taiwan akan menjadi produsen masker terbesar kedua di dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: