Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petrokimia Gresik Gandeng IPB Produksi Surfaktan. Apa Itu Surfaktan?

Petrokimia Gresik Gandeng IPB Produksi Surfaktan. Apa Itu Surfaktan? ?Petrokimia Gresik, menandatangani perjanjian uji coba mini plant untuk memproduksi surfaktan bekerja sama dengan Surfactant Bioenergy Research Centre Institut Pertanian Bogor (SBRC IPB) di Gresik, Selasa (10/3/2020). | Kredit Foto: Petrokimia Gresik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), yakni Petrokimia Gresik, menandatangani perjanjian uji coba mini plant untuk memproduksi surfaktan bekerja sama dengan Surfactant Bioenergy Research Centre Institut Pertanian Bogor (SBRC IPB) di Gresik, Selasa (10/3/2020).

Sebagai informasi, surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak/lemak) sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Selain sektor industri dan farmasi, surfaktan juga digunakan untuk keperluan eksplorasi minyak bumi.

Baca Juga: Hadiri Panen Padi di Lampung Tengah, Bos Petrokimia Gresik Pastikan Produktivitas Melonjak 44%

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi, menjelaskan, selama ini produksi minyak bumi di Indonesia menggunakan metode primer (disedot dengan pompa) dan sekunder (didorong dengan air). Sementara, pemanfaatan surfaktan termasuk metode tersier atau enhanced oil recovery.

Surfaktan karya anak bangsa ini diberi nama Surfaktan Merah Putih dan memiliki beberapa keunggulan, di antaranya mampu menurunkan tegangan permukaan yang lebih baik dan memiliki harga jual kompetitif dibandingkan dengan produk impor sejenis.

Secara teknis, surfaktan akan diinjeksikan ke dalam bumi. Sumur minyak bumi yang tersumbat atau minyak bumi yang masih menempel di bebatuan akan terlepas dan lebih mudah disedot dengan pompa. Dengan demikian, surfaktan ini mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, bahkan mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.

"Produk ini sangat ditunggu dan diharapkan oleh pelaku industri minyak dan gas di Indonesia. Dalam memproduksi Surfaktan Merah Putih ini, dibutuhkan bahan baku methyl ester dari mini plant SBRC IPB di Gunung Putri Bogor beserta gas dari unit asam sulfat Petrokimia Gresik sehingga hal inilah yang melatarbelakangi kerja sama antara kami," ujar Rahmad dalam keterangannya, Rabu (11/3/2020).

Dirinya kembali menuturkan, Petrokimia Gresik akan menyuplai gas SO3 dari pabrik Asam Sulfat dan membeli bahan baku methyl ester yang diproduksi oleh SBRC IPB di Gunung Putri, Bogor. Sementara itu, pemasaran produk Surfaktan Merah Putih akan dilakukan oleh Petrokimia Gresik bersama-sama dengan SBRC IPB beserta dukungan marketing dan technical assistance dari Komunitas Migas Indonesia (KMI).

Rahmad menyatakan, kerja sama ini sejalan dengan program transformasi bisnis Petrokimia Gresik yang salah satu sasarannya adalah diversifikasi produk untuk meningkatkan revenue dan profitabilitas. Petrokimia Gresik tidak hanya memproduksi pupuk saja, tetapi juga produk nonpupuk yang dapat meningkatkan utilisasi aset dan profit perusahaan.

"Uji coba ini merupakan salah satu alternatif pemanfaatan aset pabrik asam sulfat Petrokimia Gresik," imbuh Rahmad.

Setelah fase uji coba berjalan dengan baik, selanjutnya akan dilakukan scale up unit produksi surfaktan beserta pembangunan unit produksi bahan baku methyl ester yang didapat dari crude palm oil (CPO) di Gresik. Dengan demikian, dapat menurunkan biaya transportasi bahan baku dan menghasilkan produk surfaktan yang lebih kompetitif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: